Ujian Nasional kerap kali menjadi hal yang menakutkan bagi peserta didik di Indonesia, dikarenakan tiga tahun mereka menuntut ilmu, hanya ditentukan dalam tiga hari di meja ujian untuk mendapatkan gelar kelulusan.
Namun hal tersebut mungkin tidak begitu menakutkan untuk UN tahun ini. Dikutip dari salah satu informasi Bapak Menteri Pendidikan pada infografis UN 2015 bahwa pada tahun 2015 kelulusan di tentukan sepenuhnya oleh sekolah dengan mempertimbangkan capaian seluruh mata pelajaran, keterampilan, maupun sikap dan perilaku siswa selama duduk di bangku sekolah. Bagi siswa yang nilai UN belum mencapai standar nilai kompetisi (55 atau kurang), dapat diperbaiki nilainya untuk mata pelajaran tersebut dalam ujian perbaikan.
Ujian Nasional cenderung menyisakan masalah, baik pada pelaksanaan maupun usai pelaksaannya. Namun dari tahun ke tahun Kementrian Pendidikan berupaya untuk mengadakan perbaikan agar persoalan yang sebelumnya tidak terulang di tahun berikutnya.
Perbaikan ujian nasional yang di bagikan oleh Bapak Anies Baswedan (Menteri Pendidikan) yaitu peningkatan mutu soal yang bermaksud untuk mendorong deep learning, soal yang kontesktual (budaya, sosio-antropologis, lingkungan), selanjutnya disertai dengan survei dan kuisioner yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang berpengaruh pada keberhasilan siswa, selain itu perbaikan dilakukan dengan memberikan sertifikat hasil UN yang lebih lengkap dengan tingkat capaian dan kompetensi yang bertujuan untuk menggambarkan capaian kompetensi siswa, yang terakhir perbaikan dilakukan dengan cara penggunaan CBT (Computer-Based Test) agar lebih efektif dan efisien.
Selain perbaikan diatas, pada tahun 2015 UN tidak menentukan kelulusan, UN diulang pada tahun berikutnya, pengenalan CBT, dan SHUN yang lebih bermakna. Tahun 2016-2018 UN dilakukan pada awal semester akhir, berbeda dengan tahun 2015 bahwa UN pada tahun 2016 dapat diulang ditahun yang sama. Tahun 2019-2020 sekolah dan guru dapat mengarahkan potensi siswa secara lebih baik, UN CBT dilakukan secara luas dan terbentuk testing center di daerah, UN dapat dilakukan dengan jadwal yang lebih fleksibel.
Â
Oleh : Yusi Nurmala
      Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi
      Universitas Negeri jakarta
      2016
Â