Namun anehnya, dari sekian banyak pelatih hebat yang menganggur, Milan justru menunjuk pelatih Sampdoria Marco Giampaolo sebagai pelatih baru mereka.
Ketidakjelasan visi dari Giampaolo menjadi alasan terpuruknya Milan musim ini, padahal ada beberapa nama pelatih yang seharusnya bisa menjadi pertimbangan Milan seperti Allegri, Mourinho, Spalletti hingga mantan pelatih AS Roma Eusebio Di Francesco. Dan membandingkannya dengan Giampaolo yang Curiculum Vitaenya  hanya sebatas pelatih seperti Cesena dan Catania jelas tak sebanding dengan nama nama di atas.
Keterpurukan Milan musim ini juga disebabkan oleh transfer buruk di musim panas lalu, bahkan mantan pelatih Milan di era 90'an Fabio Capello mengatakan ada baiknya Milan membeli satu atau dua pemain saja tapi dapat memberikan dampak pada penampilan tim serta mampu menjadi faktor pembeda di lapangan, daripada membeli banyak pemain tapi tidak memiliki value sama sekali bagi tim.
Milan juga terkesan terlambat membuat para legenda masuk dalam jajaran direksi klub, bandingkan dengan Juventus dan Inter yang melakukannya terlebih dahulu.Â
Pasalnya  dengan kehadiran para legenda semisal Boban dan Maldini dalam jajaran direksi bisa menjadi motivator bagi pemain Milan saat ini dan mampu membuat pemain memahami filosofi dari klub itu sendiri.
Dipecatnya Giampaolo dan memilih Stefano Pioli sebagai pengganti diharapkan bisa menjadi jalan keluar dari krisis yang dihadapi Milan saat ini, dan memanfaatkan transfer musim dingin dengan membeli pemain yang Milan butuhkan harus jadi langkah kedua bagi Milan agar bisa kembali bersaing dengan tim papan atas lainnya.
Jika dua Setan Merah tak mampu menemukan solusi dari keterpurukan mereka musim ini, jangankan mencium bau zona Liga Champions yang mungkin akan terasa berat, bisa bertahan dan terhindar dari zona degradasi sudah merupakan pencapaian yang tinggi untuk mereka saat ini.Â
Jadi sudah saatnya Si Setan Merah bangkit dan kembali bertarung setelah dirundung duka dari masa berkabung mereka. (IAN)