Mohon tunggu...
Yusfa Hidayatul Murteza
Yusfa Hidayatul Murteza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana/Universitas Islam Negeri Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto

Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik Kampanye dan Gimik Capres 2024: Antara Substansi dan Pencitraan

12 Desember 2023   22:00 Diperbarui: 13 Desember 2023   16:28 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi 

*Kurangnya Rencana Implementasi

Kritik juga dapat muncul ketika kebijakan yang diusulkan kurang didukung oleh rencana implementasi yang jelas. Rencana aksi yang konkret dan terukur adalah kunci untuk memastikan bahwa ide-ide yang diusung dalam kampanye dapat dijalankan dengan sukses.

Penting bagi pemilih untuk membedakan antara kritik substansi kebijakan yang beralasan dan yang mungkin terlalu kritis tanpa mempertimbangkan kompleksitas realitas politik. Sebuah debat sehat mengenai substansi kebijakan harus mencerminkan keseimbangan antara idealisme dan keterlaksanaan, serta menghargai kenyataan ekonomi dan politik di tingkat lokal dan internasional.

2. Gimik Politik yang Menggoda Pemilih

Dalam arena politik, gimik menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi kampanye calon presiden. Namun, kritik terhadap gimik seringkali muncul, mempertanyakan sejauh mana taktik ini memberikan kontribusi yang substansial terhadap pemilihan presiden. Berikut adalah beberapa aspek kritik terhadap gimik dalam kampanye presiden Indonesia 2024:

* Pencitraan yang Berlebihan

Salah satu kritik umum adalah adanya pencitraan berlebihan yang melibatkan berbagai jenis gimik. Pemilih yang cerdas semakin menyadari strategi yang terlalu fokus pada penampilan dan kurang pada substansi. Kritik ini menyoroti kebutuhan akan pemimpin yang dapat memberikan solusi konkret daripada hanya menciptakan citra yang menarik.

* Gimik yang Tidak Relevan dengan Isu-Isu Nyata

Kritik juga muncul ketika gimik yang digunakan calon presiden tidak relevan dengan isu-isu nyata yang dihadapi masyarakat. Pemilih cenderung menghargai kampanye yang lebih berfokus pada solusi bagi permasalahan aktual daripada upaya pencitraan yang tidak terkait dengan kebutuhan rakyat.

* Ketidakautentikan dan Kesan Palsu

Gimik yang terlalu dipaksakan dapat merugikan calon presiden dengan menciptakan kesan palsu atau tidak autentik. Pemilih modern cenderung mencari pemimpin yang dapat mereka percayai dan identifikasi sebagai sosok yang nyata, bukan hanya karakter politik yang diciptakan untuk kepentingan kampanye.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun