Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Imlek: Aku Cin(t)a Benteng, Kamu?

4 Februari 2011   06:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12970703921527745587

sayang,,,kita tuch gmana si???? kita dah kenal lama gtu,,kita dah ktmu gtu?

aa sayang ga si sama aku?knp?kok bisa,,kenal juga blum...

deketnya kita tuch aneh ga sich?,,,

hehehe.....jawab ya cin...

 [caption id="attachment_89450" align="alignleft" width="184" caption="facebook.com"][/caption] Barongsai terus meliuk-liukan badannya.kadang melompat,menerkam diiringi tetabuhan khas imlek. Semua ornamen berwarna merah., menambah semarak disertai hujan rintik-rintik di senja ini. Mengalir dalam darahku kaum yang dianggap minoritas.aku Cin(T)a dan tak pernah terfikirkan dan terbayangkan bahwa aku keturunan. Mata dan kulitku lebih mengarah kepada wajah pribumi.kulitku hitam manis dan mataku tidak sipit.aku cin(t)a benarkah..? Di tempat ku menuntut ilmu kukenal seorang gadis bernama Cici, parasnya cantik kulit putih ,tinggi persis mantan artis ciliksecantik Puput Novel. Cici adalah gadis dengan darah campuran Cina dan Padang (Sumatra Barat). Tutur katanya sopan dan menarik,tak sedikit laki-laki di kampus ku ingin menyuntingnya, menjadi kekasih dan menjadikannya permaisuri dengan singgasana terindah. Cici ibarat puteri dari seorang kaisar dan nasib baik telahmempertemukan kami dengan indahnya. Aku Cin(t)a dan dia keturunan juga. Kami saling berpandangan saling menatap masa depan yang seolah pasti. Sepucuk surat berwarna merah jambu yang kupegang menambah cerita masa lalu bertambah indah. Ya ini adalahimlek yang ke duapuluh lima sejak aku berpisah dengannya. Cici terlebih dahulu meninggalkan dunia. Di sini di Bantaran Sungai Cisadane Tangerang, sebagian kaumkuberproses hidup. Ada kisah indahseperti kisahku dengan Cici dan ada kisah mengharukan di mana didapatkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah bahwa pemerintah Kota tangerangmempunyai master plan tentang  Cina Town . Daerah ini akan memanfaatkan areal 230 hektar lahan yang memanjang dari Kampung Pasar Lama hingga Babakan Ujung. Dalam areal ini akan dikembangkan pasar kerajinan tradisional yang disatupadukan pertokoan tua Jl. Kiasnawi dan Jl. Kisamuan. Dikembangkan pula kawasan pusat jajan yang menyediakan masakan khas Tangerang, modern, dan Cina secara terpisah. Untuk Vihara Boen Tek Bio dan perkampungan tua Cina Benteng di Pasar Lama akan ditata-ulang untuk lebih memberi sentuhan Kampung Cina. Sisi lainnya dengan keberadaan Sungai Cisadane yang terkenal dengan budaya Pek Cun (Tradisi Pek Cun dilaksanakan oleh masyarakat Tionghoa menurut kalender Cina pada perayaan tahun baru  Cina atau imlek. Acara yang mengiringi tradisi Pek Cun adalah Pentas seni Barongsai dan kesenian masyarakat Cina lainnya serta makan bersama dan pelaksanaan berbagai lomba) , maka akan dikembangkan menjadi pariwisata Sungai Cisadane. Meski cina town (perkampungan cina di Tangerang ) ini jauh dari realisasi wacana yang telah berkembang sedikit banyak membuat Tangerang lebih dinamis lagi ke depannya. Sedikit berbangga sebagai warga keturunan, meski kultku hitam (Hitaci) Pemerintah Kota akan lebih meremajakan perkampungan yang sudah beratus tahun di bantaran sungai ini. Namun sedikit banyak hatikupun luluh, karena disinilah kekasihku dimakamkan. Imlek, tak semuanya berbahagia dan tak semuanya bersedih. Semoga ada titik temu agar kisahku tak terenggut penguasa yang rakus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun