Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Anakpun Tahu Motor Papinya Yamaha: Sebuah Kisah Tentang Yamaha

31 Agustus 2015   12:33 Diperbarui: 6 September 2015   21:09 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuaca panas saat ini di Indonesia, bukan hanya karena waktunya musim kemarau tapi juga lebih disebabkan oleh Global Warming (Pemanasan Global). Tidak hanya berlaku di dunia, namun di sekitaran kita di Indonesia juga sudah  bisa dikatakan bermasalah. Menipisnya lapisan ozon hingga membuatnya berlubang adalah kesalahan manusia dalam menggunakan barang barang sehari hari semisal Air Conditioner (AC), pembakaran hutan, hingga asap kendaraan bermotor yang penuh timbal.

Adalah Saya, salah satu yang mungkin penyumbang dari menipisnya lapisan ozon saat ini. Penggunaan kendaraan motor saya dengan segala aktivitasnya bisa jadi menambah kuantitas dan kualitas polusi udara akibat asap knalpot motor . Apalagi kalau mesin motor saya tidak terawat dengan baik. Oli yang jarang diganti, mesin yang jarang di service dan lain sebagainya. Apalagi kalau bahan bakar minyak (BBM) yang sembarangan beli , tidak di tempat resmi (SPBU). Lengkap deh penderitaan bumi ini.

Saya termasuk penyuka motor dengan merek Yamaha. Selalu terdepan katanya. Meski Pada awal membeli motor Yamaha, banyak dari Saudara, teman yang menyarankan untuk tidak membelinya. Dengan berbagai macam ragam alasan tentunya :

  1. Sparepartnya susah kalau rusak;
  2. Harganya jatuh kalau di jual lagi;
  3. Mesin mudah panas alias cepat rusak;
  4. Dll sebagainya.

[caption caption="kanda goes to school with yamaha"][/caption]Hal – hal tersebut tentunya lumrah menurut Saya, karena yang merasa negatif rata rata juga bukan pemilik motor Yamaha. Bagaimana mungkin mereka membicarakan sesuatu yang negatif sementara mereka sendiri tidak punya sesuatu yang sejenis. Kalaupun punya dan tidak suka itu lain persoalan.Yamaha memang tangguh.

Hal ini saya buktikan dengan beberapa kali memiliki motor Yamaha, dari skutik (matik) maupun yang manual.Keduanya menurut Saya tidak ada masalah. Bahkan beberapa diantaranya banyak keunggulannya dibandingkan dengan yang lain.

Keunggulan itu sendiri diantaranya penggunaan tekonologi selalu yang terbaru. Saya ingat Awal Tahun 2012 waktu itu diundang untuk menghadiri peluncuran Yamaha dengan teknologi Fuel Injection (FI). Kompasiana yang memfasilitasi saat itu. Hingga kini Yamaha dengan teknolgi FI ini bertebaran di seantero Indonesia , dari kawasan kota hingga kawasan perkampungan.yamaha tangguh

Pada peluncuran tersebut Alhamdulillah saya dan beberapa teman kompasianer lainnya semisal Choirul Huda dapat hadiah Door przse sebuah Handphone Android. Sekadar informasi dari Handphone hadiah inilah akhirnya saya membeli sebuah motor Yamaha Vega ZRD 115 CC (Hape dibeli oleh Kakak, duitnya saya jadikan Down Payment). Meski tidak FI namun Saya percaya Yamaha tetap terdepan apapun teknologinya.  

Saking sayangnya sama Motor Yamaha ini, Dari pertama beli hingga sekarang bahan bakarnya masih Pertamax. Bukan sok gaya, tapi memang fakta berbicara demikian. Suara mesin akan menjadi halus tidak ebrisik ,ini berbeda bila dibandingkan menggunakan bensin premium. Motor saya yang pertama banyak keraknya di tangki BBM gegara sering minum BBM sembarang tempat. Dengan Pertamax Tarikannya pun lebih mantap . Pernah juga coba pakai Pertamax Plus luar biasa tarikannya lebih tambah ok lagi . Kondisi seperti inilah yang mungkin juga membuat istri dan kedua anak saya nyaman di atas motor. Meski perjalanan yang ditempuh agak jauh.

Sejak menikah hingga memiliki dua anak saya selalu memperhatikan faktor kenyamanan dalam berkendara. Di mulai dari kondisi Ban depan belakang yang harus diganti kalau sudah menipis, kondisi oli mesin , kondisi aki, dan terakhir service mesin secara berkala di dealer resmi Yamaha dan paling penting adalah Bahan Bakar apa yang paling cocok untuk tunggangan saya ini. Pertamax dari sisi harga memang lebih tinggi dari premium bagi saya tak jadi masalah. Siapa sih yang tak ingin kendaraannya awet hingga puluhan tahun? Semua pasti menginginkan hal itu. Untuk saat ini , Saya bertambah senang dengan berita pemerintah saat ini mencoba mencari alternatif solusi penggunaan BBM dengan mengeluarkan BBM produk baru bernama Pertalite .

1.Ada nilai ekonomis, Harga Pertalite di bawah Pertamax di atas Premium (cocok untuk berhemat kalau Pertamax ganti Pertalite);                                                                                                                                                            Keunggulan Pertalite antara lain :        

a.  Lebih bersih dan ramah lingkungan, RON 90;
b. Tidak ada kandungan timbal serta memiliki kandungan sulfur maksimal 0,05 persen m/m atau setara dengan 500 ppm;
c. Warna lebih jernih;
d. Harga lebih murah;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun