Di Bulan Ramadan ini, dua kali masa pandemi yang belum kunjung usai. Hasrat kembali aktif menulis akhirnya tersalurkan. Ini kali pertama saya mengikuti  Samber THR Ramadan 2021. Berbagai cerita telah  membawa saya  menuliskan kisah Borobudur. Sebuah tempat bersejarah dari Abad ke-8 ini sulit sekali hilang dari ingatan, karena saking menariknya  meski telah dikunjungi berkali -- kali.
Berbicara soal Candi Borobudur, candi umat Budha terbesar di dunia ini sudah menjadi tujuan wisata  yang terkenal seantero jagad raya. Kalau sudah menginjakkan kakinya di sini , maka kesan  bangga, gembira dan penasaran akan kemegahan cerita  dari proses pembuatannya hingga menjadi seperti sekarang  akan menjadi satu kesatuan. Harapan saya sangat besat untuk kaum kawula muda yang menyenangi kebudayaan untuk menemu kenali jati diri bangsa lewat peradaban masa lalu .
Untuk  para wisatawan muda kemungkinan ada keengganan untuk menyengaja datang ke sini. Salah satu alasan adalah Borobudur  dianggap hanya sebagai  warisan agama dan tempat peribadatan Umat Budha,  sama seperti peninggalan lainnya. Jadi agak sungkan untuk datang ke sini.
Hal ini memang masih dianggap suatu kewajaran termasuk saya pribadi. Belum adanya  sisi menarik yang bisa ditampilkan oleh Borobudur kepada semangat/ pasion anak muda Indonesia mesti dianggap serius dan dicarikan solusinya . Sampai suatu ketika saya melihat berita mengenai Sound of Borobudur di media warga Kompasiana.
Anak Muda Indonesia Berkarya Lewat Sound of Borobudur
Sound of Borobudur yang saya baca tentu sangat menarik bagi anak muda , karena ada sisi "liar" lain yang terusik yang ada di diri mereka, terutama di bidang musik. Secara umum, manusia menyenangi musik  dalam kehidupannya, tidak terlepas dari usia dan jenis kelamin.  Dengan mellihat performance kolaborasi dari tim sound of Borobudur di youtube, sontak saya bersemangat.
Saya  pun aktif  berselancar di  situsnya  www.soundofborobudur.org  melihat  dari tampilan youtube , twitter dan instagramnya adalah sesuatu yang menarik. Situsnya yang berdomain .org menandakan sebuah organisasi (org) . Siapa pendirinya dan apa maksudnya?
Saya kemudian mencari berita yang relevan. Sekitar bulan April kisaran Tanggal 7 s.d 9 April (selama 3 hari) Sound of Borobudur ini secara massif terberitakan. Uniknya, ada 3  nama yang menjadi perhatian saya , dua diantaranya adalah kakak beradik yang sangat terkenal di dunia musik Indonesia. Mereka adalah  Trie Utami, Purwcaraka dan Dewa Bujana.
Trie  Utami terkenal karena karyanya dan sering memenangkan kontes bernyanyi  skala nasional maupun internasional. Adik kandung dari Purwacaraka ini pun meraih sejumlah penghargaan, diantaranya runner-up dalam ABU (Asia Pasific Broadcasting Union) Golden Kite World Song Festival di Kuala Lumpur tahun 1990 dan Grand Prix Winner di ajang The Golden Stag International Singing Contest di Brasov, Rumania (1992).
Sedangkan Purwacaraka dikenal dengan musikus, komponis yang sangat piawai . lahir tidak di Indonesia (Beograd Yugoslavia) dan  sangat mencintai Indonesia . karyanya banyak muncul di film -- film nasional dan kini telah memiliki / memegang hak paten sekolah musik yang telah memiliki 50 cabang . Kalau kalian sering menonton Sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang diperankan oleh Rano Karno , musik dari sinema elektronik yang legend ini adalah hasil karyanya.