Sering berselisih paham  dengan pasangan dalam mengarungi biduk rumah tangga? Pernah  mengalami hal hal dahulu  saat masa pacaran  seuanya begitu indah  dan  membahagiakan,  kemudian setelah  menikah malah keseringan  menjadi bahan perdebatan dan bertengkar?
Pasamngan yang  bertengkar  lebih sering mengeraskan suaranya , meski berada dalam ruangan yang senyap . Karena apa? Jawabannya lebih kepada mereka masing -- masing ingin didengarkan satu sama lainnya. Tentu saja dengan mengeraskan suara  masing -- masing.
Pernahkah Anda dalam suatu ketika, baik saat masih dalam tahap pacaran, kemudian menikah memiliki  pemikiran untuk bercerai?
Sebuah Buku  dengan judul  NasihatCerita Sebelum Bercerai akan membawa Anda memahami bahwa ada banyak kisah yang bisa diceritakan. Awalnya judul Buku seri ketiga dari Karya Fahd Pahdepie ini berjudl Nasihat Sebelum Bercerai . Karena tidak semua orang ingin diberikan naseht dalam pernikahannya , maka judul Nasehat  diganti dengan Cerita .
Buku yang diluncurkan oleh Fahd Pahdepi  ini adalah buku ketiga dari dua seri yang sebelumya , yaitu Buku Berjudul Rumah Tangga dan buku kedua berjudul Sehidup Sesurga.
Buku pertama Rumah Tangga  dan diluncurkan  pada  Tahun 2015. Saat itu usia pernikahan  yang pernah menjadi  Aparatur Sipil Negara ini  adalah yang ke 6 (enam)  tahun . Setelah  diusia pernikahannya  tersebut buku ini  dicetak ulang sampai 9 (Sembilan)  kali. Banyaknya  pertanyaan  tentang  apa yang didapat selama pernihakah itu sendiri menjadikan dirinya menuliskan buku yang kedua.
Buku kedua berjudul Sehidup  Sesurga lebih menarik lagi. Seperti  pembahasan pada umumnya pernikahan,  dalam buku ini  pasangan yang menikah dianalogikan seperti sedang  tersesat keduanya.
Masing masing dari Keduanya bertanya , ada di mana kita ? Semakin lama kehidupan mereka berlangsung maka semakin dalam tersesatnya, meskipun menikah dengan orang yang sudah pengalaman.
Dalam kisahnya saat peluncuran Buku ketiga Nasehat  Cerita Sebelum Bercerai, seseorang yang menikah dengan yang sudah berpengalaman ketika berada di titik yang belum pernah dialaminya maka  akan timbul lagi masalahnya yang baru. "Menikah adalah berarti  Menyatukan dua rumah ( Baitani =  Besan)" Pungkasnya.
 Dalam kehidupan berkeluarga adalah bagaimana memiliki tahapan  4 S dalam kehidupan.Â
Empat Tipe S dalam Pernikahan :
Tahapan Survival , Â bagaimana pertanyaan kita makan apa besok , bagaimana membayar biaya anak sekolah? Dan sebagainya.
Tahap  Security,  setelah memiliki penghasilan, kebutuhan terpenuhi , kemudian ada keingin membeli rumah atau mengontrak ? Membeli kendaraan dll.nya.
Tahapan Success , dalam tahapan ini Fahd menggambarkan tidak semua bisa menjalani tahapan ini. Definisi sukses yang berbeda beda salah satu penyebabnya. Apakah ketika bisa mempertahankan rumah tangga adalah se yah sukses. Fahd sendiri mendefinisikan sukses adalah bisa bermanfaat bagi orang lain. Oleh karena itulah dia menuliskan buku agar bisa bermanfaat hasil karyanya untuk orang lain.
Tahapan keempat adalah Slow down a bit, menjadi bahagia setelah memberikan kemanfaatan bagi orang lain.Â
 Fahd Pahdepie sebelum menikah bersama pasangannya sering mampir  ke tempat toko buku dimana saat itu belum atau bahkan sangat jarang buku yang bertemakan tentang pernikahan. Pelajaran tentang pernikahan bukan pelajaran yang lazim di kehidupan era itu hingga kini.  Hal inilah yang menginspirasinya untuk menuliskan buku tentang pernikahan.  Beruntung dunia pesantren yang pernah dilakoni olehnya , diantaranya belajar materi munakahat tentang pernikahan bisa menjdi pijakan dalam  Belajar dari menjadi suami hingga cara memuji masakan istri. Sementara itu banyak anak muda yang mau mulai pernikahan sangat membutuhkan informasi tentang pernikahan.  Â
 Buku ini adalah berupa kisah dari keseharian penulisnya. Ada banyak kisah dan manfaat yang bisa disarikan. Slash satunya ada tulisan istrinya untuk Fahd sendiri.
Cara pandang suami dituliskan dalam tiga buku nya dan  menjadi best seller. Survey membuktikan tema pernikahan adalah sangat sakral namun banyak orang ingin tahu dan laik diperbincangkan. Karena itu buku ketiganya ini lebih banyak tentang cerita kehidupan pernikahannya, kisah suka dan duka.  Pembaca diajak berfikir semisal ketika membahas mengenai tempat tinggal. Bagaimana seorang suami harus memiliki kunci rumah. Bukan agar bisa masuk ke rumah meski sedang bertengkar, tetapi agar bisa masuk ketika istri berteriak meminta tolong.Â
Bercerai ?
Bagi orang yang menikah, sepertinya pernah ada pikiran yang terlintas , sengaja atau tidak sengaja sebuah tema tentang perceraian. Bagaimana orang menanggapi atau melihat wacana itu adalah sesuatu yang unik untuk dicari tahu. Pemikiran ini bisa dibantah loh oleh pembaca.
 Buku ini tidak menjudgemnent bahwa menikah itu bagus, bercerai itu tidak bagus. Menuliskan ulang kisah hidup Anda adalah yang terbaik. Buku ini banyak memberikan informasi mengenai keseharian penulis menjadi sebuah cerita yang menarik yang diharapkan bisa diambil manfaat kebijaksanaan yang lebih baik lagi.
 Buku setebal (XII + 241 halaman) yang salah satu Bab menariknya adalah kisah dari orang tua kandungnya (ditulis sampai 3 bab) . Ayah dan Ii menginspirasi penulis untuk menuliskan buku Cerita Sebelum Bercerai. Kesederhanaan orang tuanya bisa dilihat dari perpektif seorang anak. Meski tidak bisa ditiru, karena bisa saja membuat masalah yang baru tapi kisah orang tuanya mengenai kehidupan laik dikisahkan dalam buku ini.
Pembaca bisa mendapatkan di toko buku semisal Gramedia , tempat di mana buku Cerita Sebelum Bercerai ini diluncurkan pada Tanggal 23 Februari 2020 lalu di Gramedia Teras Kota BSD. Harganya terjangkau, Â untuk Pulau Jawa Rp 79.000,- dan buku ini bisa diberikan kepada pasangan masing masing sebagai pengingay
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H