Pemilihan Umum Legislatif Tahun 1999, (7 Juni 1999) merupakan Pemilu pertama Pasca Runtuhnya Rezim Suharto selama 32 tahun berkuasa,  uniknya dimomen inilah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (dahulu bernama  PDI) meraih suara mayoritas sejumlah 153 suara dari total 462 suara yang diperebutkan.
Kondisi tersebut di atas berbanding teebalik pada saat pemilihan Presiden di Parlemen , Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri yang dikenal dengan Megawati Soekarno Putri  (Mbak Mega) belum bisa mendapatkan posisi Presiden meski memenangi pemilu legislatig, karena kalah suara dengan Almarhum Gusdur saat itu.Â
Gusdur dan Mbak Mega kemudian mengarungi kekuasaan pemerintahan Periode 1999-2004, namun kembali diperjalanan kekuatan politik yang tak bisa dikendalikan dengan isu korupsi, pelanggaran konstitusi meski tidak pernah terbukti lewat mekanisme pengadilan. Gusdur lengser dari Parlemen pada Tahun 2001.Â
Periode 2001 s.d 2003Â
Sejak 23 Juli 2001 melalui Sidang Istimewa MPR hingga  20 Oktober 2003 , Megawati kemudian naik menjadi Presiden RI yang ke-5 dan merupakan satu satunya presiden perempuan yang pernah ada di Indonesia hingga kini. Wakil Presiden saat itu dijabat oleh Hamzah Haz.Â
Berubahnya komposisi pemerintahan, menjadikan jalannya roda kekuasaan pun mengalami perubahan signifikan. Ekonomi tetap menjadi perhatian khusus, karena krisis ekonomi 1998 tidak bisa diselesaikan secara cepat. Resesi terjadi di mana-mana.Â
Mbak Mega, dalam acara blak-blakan  (Mega berbicara mengenai Orde Baru) mengenai masa kecilnya dan saat menjadi Presiden tentu saja  paham, didikan Ayahnya, Sukarno mengenai berdikari, tidak mendendam namun tegas terhadap apa yang tidak disukai menjadikan kabinetnya tetap kondusif.Â
Apa yang Dilakukan Mbak Mega ?
Masa pemerintahan Mbak Mega ditandai dengan semakin menguatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia,
1. Pemilihan Presiden Langsung