Kota ini menjadi Pilot Project Pemetaan Kemiskinan yang diinisiasi oleh urban and Regional Development Institute (URDi). Dengan karakterisitik geografis yang berbeda semisal kawasan nelayan, kawasan perbukitan, dan kawasan perkotaan maka akan didapatkan karakteristik yang berbeda beda pula.
Berkaitan dengan rokok yang masuk ke dalam survey BPS saya mengamini bahwa rokok selalu melekat di kantong kantong kemiskinan . Saya sependapat dengan para narasumber di FMB9 tersebut, bahwa  setiap penerima bantuan apapun itu  yang diberikan oleh pemerintah kepada warga miskin, para penerimanya di 'haramkan' untuk membeli rokok.Â
Pemetaan Kemiskinan  yang baik  , hendaknya membuat pola  agar  masyarakat memahami, menyepakati dan mengiklashkan kalau ada bantuan kepada warga miskin di sekitarnya yang akan diberikan bantuan. Karena data miskin yang ada seyogyanya diketahui secara bersama sama oleh masyarakat sekitarnya.
Maka dari itu, setiap ada pendataan dari BPS apapun itu , saya sangat menghargai dan menghormati kedatangannya dan memberikan infomasi yang akurat guna mendapatkan data yang valid sebenarnya.Â
Kembali soal angka kemiskinan tadi, untuk Bulan Maret 2018,  angka rata - rata kemiskinan  adalah Rp 401.220 ( Empat Ratus Satu Ribu Dua Ratus Dua Puluh Rupiah) per kapita per bulan. Angka tersebut lebih tinggi dari awalnya yaitu di tahun 2017 semester pertama Maret Rp 361.496 dan  pada semester kedua Rp 370.910. Yang jadi perhatian  dalam diskusi FMB ini adalah  soal Kemiskinan dan  ketimpangan.
Memang benar  penduduk miskin di desa jauh lebih banyak dari penduduk miskin di Kota (faktor penyebarannya tidak merata) sementara ketimpangan kemiskinan terbesar  justru ada di kota.Â
Angka Kemiskinan 1 digitÂ
Sepanjang jalannya forum,  yang menarik adalah  paparan dari Kepala Badan Pusat Statistik, Kecuk Suhariyanto memberikan materi Profil kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia yang menyatakan bahwa angka kemiskinan di Indonesia sudah mencapai 1 digit sebesar 9,82 %. Dengan artian tingkat kemiskinan ini tercatat paling terendah sejak  Tahun 1997. Artinya sejak Orde Baru hingga Reformasi  sampai dengan kini, di Tahun 2018 tepatnya di Bulan Maret, tingkat kemiskinan di negara kita menurun. Faktanya apa?Â
Degan metode yang sama sejak dilakukan Tahun 1998 agar hasilnya bisa konsisten dan terbanding dari waktu  ke waktu (apple to apple).  BPS menggunakan konsep  kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini , kemiskinan dipandang  sebagai ketidakmampuan  dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan buan makanan  menurut garis kemiskinan .  Berikut adalah faktor - faktor yang terkait dengan tingkat  kemiskinan di Indonesia Periode September 2017 - Maret 2018.
1. Inflasi umum pada periode September 2017 - Maret 2018 sebesara 1,92 persen; Semua negara pasti mempertahankan agar inflasi tinggi termasuk di Indonesia.
2. Rata- rata pengeluaran  perkapita/bula untuk rumah tangga  yang berada di 40 %  lapisan terbawah selama  Periode September 2017 - Maret 2018  tumbuh 3,06 persen;