Mohon tunggu...
Yusep Hendarsyah
Yusep Hendarsyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

Si Papi dari Duo KYH, sangat menyukai Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Pilih Aki bukan yang Aki-aki

26 November 2012   08:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:39 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Memiliki kendaraan  roda empat (mobil) adalah impian semua orang, terutama bagi yang sudah berkeluarga. Sebelum menikah di rumah sudah ada kendaraan yang biasa dipakai bersama-sama. Kendaraan keluarga disebutnya. Asik ramai-ramai naik kendaraan persis seperti bunyi iklan yang menggambarkan seluruh keluarga kumpul dalam satu kendaraan.

Kendaraan yang biasa dinaiki banyak orang mini bus, Multi Purpose Vehicle (MVP) saat ini menjadi pilihan utama keluarga kelas menengah saat ini. Di samping membanjirnya mobil murah dnegan berbagai varian keunggulan yang kompetitif. Menjadi pemikiran produsen yang paling utama adalah kualitas dari mesin itu sendiri, selain efek terkaitnya adalah hemat bahan bakar. Memilah mana bagian terpenting dari mobil sungguh sangatlah sulit. Tak bijak bila memilih ban sebagai komponen paling berperan, ataupun setir sebagai salah satu hal yang mendasar. Tidak satu persatu menjadi penting. Kesemuanya adalah hal utama tidak terkecuali dengan komponen kelistrikan bernama "aki"

Salah memilih ban akan mengakibatkan ketidak seimbangan sehingga perlu ballancing dan spooring. Nah salah memilih aki akan mengakibatkan mobil tidak bisa di hidupkan alias mati. Ini bisa mati total atau mati sebagian dengan artian mobil masih bisa dinyalakan dengan terlebih dahulu mendorong mobil sambil memasukan gigi (perseneling). Sungguh hal mendorong inilah yang membuat saya kapok. Bayangkan menjelang tengah malam mobil yang kami kemudikan tidak bisa di strater gara-gara aki sudah soak.

Setelah kami cek , ternyata aki nya memang sudah harus diganti. Untung saja di perjalanan kami mendapati penjual aki yang masih buka. Masih ingat kala itu, kami harus menukar tambah aki lama kami dengan aki bekas yang masih laik pakai. Kenapa kok tukar tambah dengan aki yang lama bukan aki yang baru? Jawaban sederhananya saat itu di kantong celana kami hanya tinggal 300 ribu rupiah. Sementara harga Aki bekas 260 ribu dan membeli aki baru saat itu tidak lah memungkinkan.

" Tenang pak, masih kuat sekitar 6 bulan lagi kok, baru deh kalian ganti"!

Sekitar setengah jam, mobil kami melaju pulang. Kejadian mogok saat itu sungguh pengalaman yang tak kan terulang lagi. Setahun telah berjalan, setelah membaca adanya lomba menulis tentang aki, barulah saya sadar bahwa aki mobil keluarga kami lupa kami ganti dengan yang baru. Ini dikarenakan mesin masih oke, jarang mogok lagi dan electricitynya pun masih oke,semua lampu nyala terang benderang. Air Conditoner (AC)  mobil pun masih dingin. Mobil di starter masih lumsum. Pokoke oke deh.

Penasaran dengan aki bekas yang kata penjualnya  hanya akan  bertahan 3-6 bulan ke depan ternyata sampai setahun lebih  aki ini masih kuat dan mantaf. Tak ada kerak atau karatan dalam aki tersebut. Bagian luar dan dalam masih mulus 90 persen. Penasaran sangat, lalu saya buka kap mobilnya dan terlihat merek aki yang tidak asing lagi .Sebuah alat dengan Fitur terpenting berteknologi Water Trap Filter Design, yang membuat aki ini  tidak memerlukan penambahan dan pengecekan air aki lagi sehingga menghemat waktu dan biaya perawatan. Teknologi Advanced Lead-Calcium, memastikan mesin mobil kami menjadi lebih mudah dihidupkan, bahkan cocok untuk kondisi mesin mobil dingin atau mobil jarang dipergunakan. We Love  GS Astra. Aki Hebat Mobil Sehat . Bila tak percaya kehandalanya ini sumbernya http://www.aki.gs-astra.com/

[caption id="" align="alignnone" width="950" caption="http://www.aki.gs-astra.com/"][/caption]  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun