Mohon tunggu...
Yusaq Dwi Firmansyah
Yusaq Dwi Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Brawijaya

Mahasiswa yang suka penasaran sama hal-hal yang baru dan unik. Tertarik di bidang seni grafis dan desain serta lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN FP UB 2024: Edukasi Lingkungan dengan Tujuan Meningkatkan Kesadaran Masyarakat terhadap Lingkungan

19 Juli 2024   08:10 Diperbarui: 19 Juli 2024   08:58 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanggungjawab kegiatan Program Gabungan Edukasi Lingkungan/dok. pri

Sabtu (13/07/2024) telah dilaksanakan kegiatan pemberian edukasi mengenai lingkungan yang dilaksanakan pada Balai Desa Bogem. Kegiatan edukasi lingkungan merupakan salah satu program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh Mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Partisipan dari kegiatan edukasi lingkungan merupakan Ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di setiap Dusun Desa Bogem yang berjumlah 15 Ibu PKK. Kegiatan edukasi lingkungan terdapat beberapa materi seperti Bijak sampah, pembuatan pupuk organik cair (POC), dan vertikultur. 

Materi pertama yang disampaikan oleh mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) yaitu bijak sampah. Edukasi lingkungan tentang bijak sampah mengenai pengertian sampah, dampak sampah bagi lingkungan, jenis-jenis sampah, pemilahan sampah, pemanfaatan dan pengolahan sampah. Materi ini memiliki harapan agar Ibu-ibu PKK memahami dampak negatif sampah secara keseluruhan terutama dari kebiasaan dalam membakar sampah terhadap lingkungan dan lingkup pertanian. Ibu-ibu PKK mampu memilah dan memanfaatkan sampah baik organik maupun anorganik serta menjalankan sistem bank sampah dalam organisasi PKK atau menjual sampah secara mandiri kepada pengepul yang telah diajak bekerja sama untuk mengurangi sampah.

Dea, Salah satu fasilitator dalam materi Edukasi Lingkungan/dok. pri
Dea, Salah satu fasilitator dalam materi Edukasi Lingkungan/dok. pri

Materi selanjutnya yang disampaikan oleh mahasiswa KKN FP UB di Desa Bogem yaitu pembuatan POC dari limbah cucian beras yang mudah dijumpai dan dihasilkan oleh limbah rumah tangga. Limbah tersebut belum dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga hanya dibuang begitu saja. Pengolahan POC dalam kegiatan ini tergolong mudah dan bisa dilakukan sendiri dirumah dengan menggunakan limbah cucian beras, tetes tebu (molase), dan EM4. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengenalan dan demonstrasi pembuatan POC. Kegiatan serta meteri pembuatan POC memiliki harapan bahwasanya limbah cucian beras ibu PKK dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair.

Praktek pembuatan POC yang dilakukan oleh peserta/dok. pri
Praktek pembuatan POC yang dilakukan oleh peserta/dok. pri

Materi terakhir yang disampaikan oleh mahasiswa KKN FP UB di Desa Bogem yaitu penyampaian tentang konsep sistem vertikultur, jenis-jenis tanaman sayuran yang cocok untuk teknik ini, serta langkah-langkah perawatannya. Demonstrasi dilakukan langsung oleh mahasiswa kepada para peserta yang tampak semakin antusias saat mereka diperlihatkan cara membuat wadah tanam dari botol bekas air mineral yang sudah dipotong. Selain itu, mahasiswa juga memberikan panduan tentang cara menghias botol menggunakan cat akrilik sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan estetika dalam penggunaan media untuk penanaman vertikultur ini.

Swafoto bersama dalam kegiatan pelatihan vertikultur/dok. pri
Swafoto bersama dalam kegiatan pelatihan vertikultur/dok. pri

Selama sesi demonstrasi, mahasiswa menunjukkan langkah-langkah teknis seperti pembuatan lubang-lubang untuk pemasangan tali yang akan digunakan untuk menggantungkan botol-botol bekas sebagai media vertikultur. Mahasiswa juga menjelaskan pentingnya lubang-lubang tambahan untuk memastikan drainase yang baik dan pengaliran air yang cukup untuk tanaman. Keseluruhan kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan kepada masyarakat desa tentang cara meningkatkan hasil panen dengan teknik inovatif, tetapi juga mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan baru dalam mengelola tanaman secara efektif di lingkungan mereka sendiri. Setelah itu, mahasiswa melanjutkan dengan mempersiapkan media tanam berupa tanah untuk diberikan kepada peserta. Mereka dengan teliti mengisi botol-botol yang telah dipersiapkan sebagai wadah untuk sistem vertikultur. Proses ini dilakukan dengan penuh perhatian untuk memastikan setiap botol mendapatkan jumlah tanah yang cukup untuk mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. 

Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya memberikan instruksi praktis tentang penggunaan sistem tanam vertikultur, tetapi juga melibatkan para Ibu PKK secara langsung dalam proses persiapan untuk memulai penanaman. Ini merupakan langkah yang penting dalam memberdayakan masyarakat setempat untuk dapat mengembangkan keahlian baru dalam pertanian yang berkelanjutan, minimalis dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun