Mohon tunggu...
Yusak Persada
Yusak Persada Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang karyawan

Pecinta arsitektur, interior, tertarik dengan bangunan bersejarah, lukisan, melankolik, banyak mempertanyakan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kompiang yang Masih Dibuat Secara Tradisional di Bandung

9 Oktober 2023   12:33 Diperbarui: 9 Oktober 2023   13:00 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok pribadi , Ivan sang generasi ke 4

Makanan  warisan Jenderal Qi Jiguang yang masih dibuat secara tradisional di Bandung

Sejarah Kompiang/Guang Bing
Menghadapi bajak laut Jepang yang makin kuat pada masa Dinasti Ming tidaklah mudah tapi Jendral Qi Jiguang dan pasukannya menghadangnya sampai di Fuzhou , ibukota propinsi Hokkien. Berhubung Jenderal Qi ahli strategi dia sadar kalau memasak akan menimbulkan asap dan wangi masakan dan tentunya bisa mengindikasikan lokasi pasukannya untuk diketahui pasukan musuh..

Di sisi lain bajak laut Jepang kabarnya  sih berbekal onigiri (nasi kepal) jadi mereka tidak perlu memasak. Akhirnya Jendral Qi menyisiasati dengan  menciptakan kue keras tahan lama yang di kemudian hari dikenal dengan  kompiang. Kue keras ini praktis banget, bisa dilubangi dan dikalungi  dileher pasukannya, jadi bisa dibawa ke mana-mana. Saat pasukannya menang atas Jepang  dan untuk menghormati Qi Jiguang maka,

makanan ini dinamakan Guang Bing yang artinya roti Guang atau kompia/kompiang.

Kompia Kaw Tuy,

Kompia Kaw Tuy adalahsSatu-satunya pembuat Kompiang tradisional di Bandung masih dikelola oleh keluarga Kaw Tuy yang berlokasi di gang Parta Atmaja
Begitu melihat pemasakan kompiang langsung terbayang tempelan magnet kulkas, tapi semuanya ini di dalam tungku dan ini benar-benar tradisional banget. Setelah melewati pemanasan yang cukup kompiang ini bisa diambil.

Dokpri
Dokpri
Ivan terlihat bangga saat memperkenalkan dirinya sebagai generasi ke 4 dari pembuat kompiang/Kompia Kaw Tuy dan ia memperlihatkan foto keluarga dari sang kakek The Kaw Tuy, orang Hok Chia yang datang dari Tiongkok dan membuat kompiang ini sejak tahun 1920 di Bandung, saat ini Kompia Kaw Tuy dikelola sang papa yang sering dipanggil Ko Caca dan sudah bertahan selama 100 tahun.
Dokpri
Dokpri
Ivan , anak muda , generasi ke 4 yang sudah S2 bidang Hukum mengungkapkkan bahwa mereka akan tetap mempertahankan pembuatan dengan tungku tradisional ini daripada dengan oven.  Semoga bisa bertahan ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun