Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Stop Kekerasan

22 November 2022   01:33 Diperbarui: 22 November 2022   01:45 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dokpri 

Stop Kekerasan

Jika bisa berkata pelan. Usah kau teriak memekakkan. Dua telinga cukup mendengarkan. Daripada banyak telinga melelahkan.

Tunggu terik mentari meredupkan. Punggung bersandar kenyamanan. Tarik tahan lalu hembus perlahan. Syukuri nikmati karunia Tuhan.

Marilah mulai sebuah obrolan. Tuang risaumu di sebuah cawan. Senikmat gula kopi diselaraskan. Berhias asap putih meliuk kehangatan.

Tahanlah ringan tangan. Pilihlah kata yang menyejukkan. Tak sulit memilih asma Allah sebutkan.  Bukan nama satwa yang dilontarkan.

Kata kasar bentakan makian. Tak melukai anggota badan. Tersayat hati dan pikiran.
Nyeri sepanjang jaman.

Hai ayah ibu yang beriman. Galilah ilmu pengetahuan. Terapkan pada pendidikan
Lahir batin sehatkan pulihkan.

Kuatkan pertahanan. Keluarga utamakan,
Berilah tuntunan. Stop kekerasan

Baca juga: Salam Kerinduan

Depok, 22 November 2022
-----yusafiati------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun