Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkan Aku Tersenyum

22 September 2022   15:14 Diperbarui: 22 September 2022   15:23 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dokpri 

Biarkan Aku Tersenyum

Sepedih apa pun ucap lidah
Sekuat hati tetap aku tersenyum
Luka baru di atas luka masih merah
Tak ada rasa salah kau tusuk jarum

Sedih telah melewati batas berpasrah
Tanpa permisi tanpa assalamualaikum
Tindak-tandukmu makin tidak berarah
Riya kau pelihara merasa diri terkagum

Tak sampai pesan saat hadir amarah
Kau anggap diriku tak berlaku umum
Tak kan hina diriku harus mengalah
Bertahan demi buah hati berharum

Biarkan aku tetap tersenyum
Di sudut wajah usai berkisah
Lebih banyak diriku mafhum
Kuberi kesempatan berbenah

Biarkan aku tetap tersenyum
Tiada ada berbalas biarlah
Sepintas manis dikulum
Habis manis kini sepah

Depok, 22 September 2022
-----yusafiati------

Baca juga: Tak Lagi Percaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun