Dulu aku pernah suka hobimu
Ku hormati apapun kesukaanmu
Makin lama hobi melenakanmu
Setiap kali mengingatkan egomu
Kau abaikan dengan menggerutu
Benda bundar kecil hingga besar itu
Membuat dirimu tak ingin terganggu
Tak ingin terlewatkan setiap ada waktu
Tapi lelah hari-hariku tiada penghiburku
Hari Minggu itu milikmu bukan milikku
Musim menderita sakit flu
Juga aku dan anak-anakmu
Sepanjang hari itu langit kelabu
Tapi tak menyurutkan langkahmu
Beraksi di lapangan bersama temanmu
Malam merayap dingin menusuk tulangku
Penat menarik berlindung di selimut biru
Tanpa pamit kau keluar penuhi hobimu
Seakan kesempatan tak boleh berlalu
Tinggalkan diriku tanpa ba bi bu
Berpuluh tahun kejadian serupa itu
Tiba bulan suci pun tak peduli hatimu
Sampai kuucap ingatlah batas usiamu
Akhir hayatmu itu di atas kebiasaanmu
Semut mati karena manisan pesan itu
Hobimu menjauhkan dari kepedulianmu
Asyik begadang seakan tanpa jemu
Halangi ibadahmu pengabdianmu
Sampai hati biarkan anak istrimu
Tak penuhi hak kewajibanmu
Lupakah janji setiamu dulu
Suka duka kita kan bersatu
Tak ulangi kesalahan masa lalu
Seimbangkan dunia dan akhiratmu
Beri kenangan indah akhir hayatmu
Depok, 18 September 2022
-----yusafiati------
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H