kau takkan menunda bangun
kau tak ingin terlambat turun
berlama-lama duduk melamun
dengan mata nanar bibir manyun
di balik dosa tertimbun
berbaur musik mengalun
di antara madu dan racun
nantikan siksa di ubun-ubun
Allah itu maha pengampun
teramat rindu bertahun-tahun
setiap saat menantimu dituntun
laksana hati dibersihkan disabun
andai kau tahu rahasia itu kan tertegun
maha penyayang untuk pendosa pensiun
tak lengah diri saat harta benda bersusun
tak berfoya-foya meski miliki satu trilyun
andai kau tahu rahasia itu mujur beruntun
lekas mohon maaf bersikap sopan santun
sejuk dipandang bagai daun nan rimbun
selalu berdzikir yang mencegah pikun
duhai saudaraku yang di kota dan di dusun
bergotong royong riang berduyun-duyun
buang jauh berselisih turun temurun
lestarikan hidup damai rukun
bersyukur kuatkan imun
usah ragu tuk turut urun
kau tahu rahasia sekalipun
lebih indah kau bertabayun
setinggi puncak gunung halimun
masihlah terukur derasnya air terjun
setinggi jabatan akan terbatas kurun
masihlah luhur kuasa Allah kun fayakun
Depok, 5 Agustus 2022
----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H