Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Yang Tersisa yang Dibagi

31 Juli 2022   10:30 Diperbarui: 21 Oktober 2022   01:13 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rumah mungil dan sederhana. Sumber: Kompas.com

Yang Tersisa Yang Dibagi

bumi nan luas terbentang
selepas mata memandang
setegar langit tiada bertiang
masih adakah tempat terluang

sosial ekonomi makin berkembang
generasi penerus sulit mencari ruang
ambil solusi bangunan tinggi menjulang
laksana tinggal di awan tinggi melayang

tercukupi hunian walau tak lapang
yang tersisa yang terbagi sekarang
cukup membuat rasa sediikit tenang
bagi prinsip hidup ingin selalu senang

lahan kritis air bersih makin berkurang
kebutuhan pokok pangan papan sandang
keadaan sulit adalah hal yang menantang
walaupun yang minimalis harus berjuang

tak cukup pendapatan pusing kepalang
harus bekerja keras membanting tulang
mencari uang sejak pagi hingga petang
demi kebutuhan tiada merasa kenyang

bumi nan luas terbentang
dikuasai oleh pemilik uang
semakin banyak dia menang
sedikit uang jadilah berhutang

ada warisan orangtua sungguh girang
harapan terbaik tetap berkasih sayang
mendoakan agar alam kuburnya terang
anak sholeh doanya tidak kan terhala
ng

daripada kau mengontrak di rumah orang
tak ada warisan cukuplah rumah sekarang
rasa bersyukur itu tak kan merasa kurang
tamak itu pemicu perilaku untuk curang

Depok, 31 Juli 2022
------------

Ilustrasi: Primadaily.com
Ilustrasi: Primadaily.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun