Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hati nan Sempit

23 Juni 2022   10:34 Diperbarui: 23 Juni 2022   10:35 871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Desa Mambalan (Facebook)Hati Nan Sempit

setidaknya aku coba bangkit                      keluar menatap luasnya langit
cahya putih memaksa mata menyipit
lekas  tuk wudhu ku ambil sandal jepit
tidak ada ragu dan cukup bicara sedikit

andai kuturuti enggan untuk bersakit-sakit
ngeri nyeri terucapkan kata-kata nyelekit
hati sempit ada sesuatu yang menghimpit
banyak tugas tak disiplin waktu dan berkelit

telah terbukti amal pelit pahala pun pailit
hati nan sunyi simpan kesal rasa digigit
buanglah rasa bosan sumber sembelit
banyak kredit masalah kerap melilit

berilah kesempatan diri hilangkan penyakit
ayat-ayat Allah bacalah meski sekelumit
bimbing hati jalani ujian hidup nan rumit
tak banyak berkeluh bersyukur saat sulit sebab jarang baca Al-Qur'an hati sempit
 

Depok, 22 Juni 20222
----***----***----

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun