Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Berlarut-larut Kesedihanmu

16 Juni 2022   03:06 Diperbarui: 16 Juni 2022   03:10 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: poster kaligrafi Tokopedia

Jangan Berlarut-larut Kesedihanmu

seseorang akan pergi dari dunia
menghadap Allah pemilik nyawa
siap tak siap tiba di antara kita
putus temu sapa sementara
pindah dunia yang berbeda


kesedihan ini ungkapan cinta
saat dekat di pandangan mata
ada luka lara berpisah seketika
duhai curahan kasih permata jiwa
pagi yang belum sempurna bersama
berkemas kaubawa kenangan bahagia


tautan hati meninggi harapan cita-cita
jangan berlarut-larut berucap dukacita
angin semilir damai pun tahu kau rasa
enggan usik rasa gelisah nan gulana


tatap hidup nyata raup sisa-sisa doa
tanpa label hina terima takdir kuasa
melanjut agenda berjuang bagi agama
bakti tuk nusa bangsa keluarga tercinta  


senja merona menjemput di gelap gulita
berbisik manja sabarlah mentari kan setia
berbagi cahaya tebar ceria alam semest
a    jangan bersedih Allah itu bersama kita

Depok, 15 Juni 2022
------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun