Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menguntut Kopi

25 Mei 2022   07:36 Diperbarui: 25 Mei 2022   07:52 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Menguntut Kopi | Dokpri 

Menguntut Kopi

sekedar suka aroma wangi
di pekat hitam pahit digandrungi
turun temurun tradisi nan membumi
penikmat kopi berjenjang kelas relasi
di teras pinggir jalan restoran kafe lobbi
terserah cara dan tempat tuk nikmati
apakah suatu hobbi ataukah gengsi
tamu disuguhi kopi tak basa basi
temu berbisnis untuk ambil hati
berjuta penyuka si hitam seksi         
   
           

lebih kusuka menguntut kopi
tanpa diseduh cepat  tersaji
aku punya cara  tersendiri
mungkin ada yang sehati
ada nikmat tiada terperi
serasa hadirmu  di sini
temani di sudut sepi
rindu kian terpatri
menguntut kopi
cari inspirasi
isi puisi

Depok, 25 Mei 2022
-------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun