Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kian Membeku Api Cinta

8 April 2022   23:29 Diperbarui: 9 April 2022   00:34 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: TIMES Indonesia

Kian Membeku Api Cinta
 
Puluhan janji kau ingkari
beribu kata berselimut dusta
senyum manismu saat ada maunya
namun curigamu  berjilid dan berganda

Secangkir kopi pahit pelepas dahaga
mengalir menyusup tak mengapa
tak hiraukan menepi menyapa
tak segetir lisanmu bertuba

Tawar hatiku meratap asa
kelabu merebak jaring nestapa
tak penat membelah melukai jiwa
ku bangkit memungut serpihan lara

Tak guna berlindung tanpa kokoh suaka
mencerca menutup lembar berjelaga
biar kusingkap fakta sebenarnya
setiaku berbalas tipu daya

Dua purnama
membeku api cinta
dingin cegah menyala
bayu merebak memicu terlena

Nyaris kan terucap sayonara
bila tak bijak didik buah hati kita
sungguh amanah sangat berharga
mengikat sabar melapangkan dada

Depok, 8 April 2022
--------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun