Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Kau Garami Lukanya

3 Maret 2022   22:40 Diperbarui: 3 Maret 2022   22:45 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kibrispdr.org

Jangan Kau Garami Lukanya

Senyum manis seorang gadis
Menawan hati pria sejati
Seraut rindu kian terpaut

Mencuri pandang saat bertandang
Tanpa kata tiba-tiba terlupa
Hasrat hati lekas menjerat

Gayung bersambut janji dirajut
Gadis bahagia berbinar ceria
Terjebak dia rasa tak berpijak

Niat tulus mulai terusik halus
Setelah gadis didapatkan hambarlah
Adat ketimuran hilang berguguran

Terpana diri perih merana
Jiwa suci tercabik tercaci
Semudah pria pergi hati berpindah

Tangis tertahan senyum meringis
Sendiri menanggung tajamnya duri
Semakin nyeri garam taburi

Membekas hitam masa kelam
Kau kembali besar nyali
Bilang cinta bisa diulang

Depok, 3 Maret 2022
.................................

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun