Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menanti Harapan Palsu

5 Februari 2022   16:26 Diperbarui: 5 Februari 2022   16:28 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menanti Harapan Palsu

Duduk termangu
Menatap langit biru
Melepas napas satu satu
Mengeja kata dalam bisu

Detak nadi mulai berpacu
Menunggu tak jemu
Menghitung waktu
Melihat statusmu

Desir angin menyergapku
Mengoles mataku
Melelap kantukku
Mengantar mimpiku

Debar jantung melihatmu
Menggapai tanganku
Mengucap aku kepadamu
Maukah kau menantiku

Di antara berserak batu-batu
Memungut asa tak tentu
Masih saja aku terpaku
Meski ku tahu itu harapan palsu

Demi waktu yang berlalu
Mengucap syukur diriku
Mengapa kau tega menipu
Membuat hati kian pilu

Andaikan kau bersumpah candi seribu
Aku tak menuntut satu malam untukmu
Aku percaya padamu
Aku menanti harapan palsu

Depok, 5 Februari 2022
========================

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun