Riuh rendah kecewa menyisakan sunyi
Derit pintu hati bergumam nyeri
Tak lah menoleh mengernyit dahi
Sejak kau toreh dusta menikam sembunyi
Titik didih memuncak disulut emosi
Ucap cela telah terkunci
Mengelus sabar merebahkan benci
Di kala bertatap mata mengusik memori
Ku sandarkan jiwa nan kering harmoni
Mengusap duka di lorong penat sendiri
Kutanya bilakah langkah terhenti
Beribu langkah sia-sia menepi
Aku tak tertarik lagi
Lagu usang tak laku kini
Tidakkah kau menyadari
Terpuruk nasib karena tinggi hati
Bertaubatlah menyesali
Berpeluh istighfar mengoreksi
Jalan luas terbentang berdikari
Buang angan kosong nan meracuni
Depok, 4 Februari 2022
=====================
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H