Coklat Kian Mendekat Biru Pasti Berlalu
Selamat pagi, Bu silakan pilih warna kesukaan Ibu
Kulihat senyuman menawan dihiasi lesung pipi yang satu
Oh,ya semua warna menarik tapi ada satu favoritku biru
Kain persegi itu penutup auratku
Untuk kesekian kali kembali  ke toko baju itu
Mataku berkeliling mencari gadis dengan sapaan silakan pilih warna kesukaan Ibu
Dengan setia melayani apa yang kumau
Segera mengantarkan koleksi biru untukku
Itu dulu saat semua prahara belum menimpamu
Senyum manis lesung pipi satu itu tak lagi menyambutku
Kembali aku singgah di toko setelah sewindu berlalu
Tersiar kabar gadis itu hilang bersama raibnya koleksi biru
Aku tak pernah percaya karena membuat hati pilu
Terkesiap mata oh ternyata sekeliling toko telah kehilangan koleksi warna biru
Ada provokasi sehingga pedagang tak mau memajang warna biru
Dia takut nasibnya seperti gadis berlesung pipi satu
Sia-sia kususuri toko demi toko sekalipun seribu
Aku mengalah menjadikan coklat favorit baru
Semanis coklat mengajak lidah memburu
Senada usia lansia menghalu
Coklat mendewasakanku
Menutup cela menunduk hasratku
Apapun syarat tak laik tetap kembali rumah masa depan dua kali satu
Coklat kini favoritku telah menjauh biru usia mudaku
Depok, 1 Desember 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H