Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Kau Sesali Siapa Orangtuamu

26 November 2021   23:26 Diperbarui: 26 November 2021   23:35 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan Kau Sesali Siapa Orangtuamu

Masa dewasa kini kau berada
Orangtuamu telah memasuki masa tua
Hilang lelah letih duka lara
Oleh sebab kedua orangtuamu engkau hadir di dunia
Nikmat yang Allah titipkan senantiasa dijaga
Karunia terbesar dalam berkeluarga
Anak adalah permata hati curahan cinta
Namun seiring waktu berlalu tersimpan luka

Anak yang disayangi dan dipuja
Merajuk tak puas limpahan kasihnya
Peluk cium pun kerap ditampiknya
Untaian kata takdzim tersapu merana
Nyanyian rindu mengutuk dalam nestapa
Ajakan ayah bunda hidup bersahaja
Nampak membuat jiwa muda tak selera

Doa terindah terukir pada hening air mata
Olah batin mendekatkan Tuhannya
Seteguh iman di dada menyatu bersama khusyuk doa
Allah berkenan ketuk hati anaknya
Nak, terimalah takdir Tuhan Maha Esa
Yang membuat tinggi derajat bukan pangkat dunia
Akhlak terpuji tutur agama berwibawa selamanya

Depok, 26 November 3021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun