Jangan Tanya Siapa Aku
Di rerumputan yang basah di pagi itu
Menyelinap tubuh kecilku untuk menunggu
Menggumam sendiri kapan datang santapanku
Perutku  melillit  mendendangkan lagu
Kilat mataku menerawang ke semak perdu
Enak sekali kalau aku bisa terbang ke langit biru
Bebas memilih makanan kesukaanku
Tapi enak juga si perut  panjang yang berjalan melata menurutku
Cukup sekali makan untuk berminggu-minggu
Tangisan pilu menghentikan rasa kesalku
Kutengok sarang bayi pipit ditinggal sang ibu
Dengar kabar tewas di tangan pemburu
Ternyata ini yang tak kuinginkan kalau saja aku tahu
Tak berselang lama ada suara haru
Memohon jangan sakiti tubuhku
Menghiba jangan bakar rumahku
Ternyata ini  yang kutakutkan nyenyak tidur pun ada yang mengganggu
Baiklah aku balik saja ke tempatku
Baru saja aku merasa malu
Selama ini memendam rindu
Seindah hidup di mata melupakan yang di hadapanku
Aku akan kembali di rumput basah itu
Menyelinap menanti rezekiku
Angan hidup senang mewah menjauhlah dariku
Mohon jangan tanya siapa aku
Depok, 3 November 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H