Mohon tunggu...
Yus Afiati
Yus Afiati Mohon Tunggu... Guru - Belajar di PAI,Institut Pembina Rohani Islam Jakarta

Seorang ibu rumah tangga yang belajar dan mengajar, menanamkan akar agama yang kuat kepada generasi muda untuk menjadi manusia yang manfaat, mencari ridho Allah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bahasa Kasih

11 Oktober 2021   00:00 Diperbarui: 11 Oktober 2021   00:40 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAHASA KASIH

Pagi, siang, sore,  dan malam bergantian
Menjadi penantian sepanjang  zaman
Luluh lantak hilang harapan
Meronta jiwa menggenggam puing reruntuhan

Beranda menyempit menampung ribuan
Tirai tersibak  menyambut  riuh tepuk tangan
Begitu bangga hati sang perempuan
Cita dan cinta kembali dipertemukan

Mata terpenjam mengintai pikiran
Gemuruh melaju nyaring bersahutan
Lonceng  kemenangan siap dibunyikan
Sang lelaki tak kunjung datang menyaksikan

Bahasa cinta sering tak tersampaikan
Jikalau kau dan dia tak paham arti sindiran
Bahasa kasih sering terabaikan
Jikalau kau dan dia tak lagi saling membutuhkan

Seribu kata yang berhamburan
Sang lelaki pikir hanya omelan
Seribu diam dalam bahasa kelelahan
Sang perempuan pikir hanya sebuah penolakan

Dalam lika- liku kehidupan
Tiada yang serba kebetulan
Lihatlah begitu dahsyat bahasa kasih tanpa imbalan
Batu kau lempar mangga kau dapatkan


Maha Kasih dan Maha Sayang hanyalah milik Tuhan     

Menjadikan mawadah warohmah di antara kalian

Jodoh telah dipertemukan                     

Agar ada kecenderungan saling menenangkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun