-Manusia sebagai Makhluk Media Sosial-
Informasi kini sudah menjadi sangat mudah diterima khalayak umum, tidak terlepas dari bertumbuhnya Internet dihampir seantero dunia. Beberapa sumber informasi seperti Blog, Website sampai media sosial telah mampu memenuhi hasrat masyarakat dunia akan Informasi.
Khususnya masyarakat Indonesia di era ini sangat akrab dengan media sosial.
Pengguna Media Sosial (medsos) di seluruh dunia per agustus 2015 mencapai 2.2 milyar (www.wearesocial.sg). Masyarakat Indonesia sebanyak 52 juta orang Indonesia mengakses Medsos (Kepala Humas Kominfo Ismail Cawidu dikutip dari beritateknologi.com) dan 30 juta diantaranya adalah remaja ( Kominfo dikutip dari id.techinasia.com).
Angka di atas tentunya pencapaian yang "Luar Biasa" sebagai negara berkembang. Berbicara mengenai fenomena perkembangan media sosial membuat saya ingin meminjam istilah 'Zoon Politicon' milik Aristoteles untuk menyebut manusia  makhluk sosial,  menerangkan bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat.
Istilah Mahkluk sosial bisa dikatakan sebagai sebuah identitas manusia, namun merujuk fenomena pengguna media sosial yang mencapai sekitar 20% dari total masyarakat Indonesia nampaknya perlahan menimbulkan gradasi Identitas  menjadi manusia sebagai Mahkluk Media Sosial (MMS)
Media sosial memang menjadi penyebar Informasi yang cukup berpengaruh secara masif. Melalui Medsos masyarakat bisa mengeluarkan ekspresinya tanpa dibatasi ruang dan waktu, namun disisi lain kesadaran akan keabsahan informasi yang rendah membuat rakyat Indonesia saling sikut sekalipun belum pernah bertemu dan salah satunya dengan membagai Informasi dari sumber tidak bertanggungjawab atas konten provokatif dan tidak valid yang disediakan.
Informasi berbau sara, rasis, dan pornografi bagai udara yang hadir tanpa bisa dikontrol. Indonesia yang terkenal akan ideologi pancasila perlahan mulai kehilangan kekuatan oleh masyarakatnya sendiri yang terlalu mudah menelan secara mentah yang tersuguhi di depannya. Hal ini secara tidak langsung akan merapuhkan persatuan, alih alih ingin terlihat menguasai teknologi justru malah termakan habis sampai jauh.
Paham tekhnologi itu baik, namun jadilah cerdas dengan menjadi "tuan" dari tekhnologi khususnya medsos untuk menjaga keharmonisan sosial. Sehingga Identitas kita sebagai mahkluk sosial tidak terkikis oleh kekuatan media sosial yang pada akhirnya menjadikan manusia sebagai Mahkluk media sosial.
Denpasar, 06 Januari 2016