Menonton televisi bukanlah hal yang tabu, namun menjadi berdampak buruk jika yang ditonton adalah tayangan yang kurang berkualitas. Bukan cuma buat anak-anak, kalau menurut saya. Orang yang sudah dewasa pun sebenarnya gampang dipengaruhi oleh berbagai tayangan televisi.Â
Misal, seorang isteri mulai menjadi curigaan, sering cemburu, marah-marah kepada suaminya yang baru pulang kerja. Sang suami yang merasa tidak bersalah pun bingung, karena sebelumnya hubungan mereka baik-baik saja.Â
Usut punya usut ternyata Si Isteri habis menonton sinetron yang ceritanya ada suami berselingkuh dengan teman kerjanya. Syukurlah sang isteri segera sadar, bahwa selama ini ia telah dicemari oleh  sinetron-sinetron yang tak berkualitas.Â
Bila kita bertanya, apakah ada tayangan televisi yang berkualitas? Jawabnya masih ada, cuma jumlahnya sedikit. Kebanyakan yang ada itu tontonan recehan yang nggak patut dilihat. Kata-kata kasar, umpatan, orang bertengkar, menangis yang didramatisir sangatlah tidak layak untuk disebut tontonan.Â
Saya tidak mengerti bagaimana cara berpikir pembuat tayangan seperti itu? Apakah tujuannya memang membuat masyarakat merasa cemas, galau, stress dan akhirnya hidup dalam keputusasaan?Â
Kenapa sih tidak membuat tayangan seperti sinetron itu yang penuh dengan hal-hal yang positif? Misalnya menggambarkan nilai-nilai moral yang dimiliki oleh orang Indonesia seperti sopan-santun kepada orang tua, siswa yang berjuang mencapai cita-citanya, seorang pembuat perubahan lingkungan?Â
Jangan takut tidak laku, tidak dilirik oleh pemasang iklan atau ditinggalkan penggemar sinetron melankolis. Percayalah sifat seseorang itu akan berubah serupa dengan apa yang dilihat, disaksikan dan didengar setiap hari. Mereka pun pasti mau berubah karena pilihan tontonannya berubah.
Ingatlah bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa, mau jadi apa bangsa ini jika penerusnya terus disusupi oleh acara komedi tapi isinya mengejek, mencemooh orang lain, menertawakan kesialan orang lain. Acara talkshow yang kelihatannya bagus dari luarnya namun jika diikuti ternyata sering menghina orang lain.Â
Lantas apa manfaat yang didapat oleh penonton televisi? Para pembuat acara bisa dengan santainya bersenang-senang menerima keuntungan tanpa memikirkan akibatnya untuk masyarakat, dampak buruk apa yang menimpa anak-anak kita? Â
Jujur saya merindukan adanya acara televisi yang pernah hadir dulu, seperti serial Keluarga Cemara, serial komedi Jinny Oh Jinny, acara Cinema-Cinema, Spontan, Kuis ilmu pengetahuan, acara musik seperti MTV, dll.Â
Kalau dibandingkan dengan jaman dulu, kualitas acara televisi sekarang sangatlah jauh berbeda. Di manakah para pembuat acara yang dulu itu? Apakah ilmunya tidak menular ke generasi muda saat ini?Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H