Mohon tunggu...
Yus rusli
Yus rusli Mohon Tunggu... Lainnya - profesi sebagai pelayan masyarakat

jawablah pertanyaan dengan kenyataan bukan dengan pernyataan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Solusi atau Ilusi

26 April 2010   19:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika sebuah produsen otomotif terkenal di dunia salah satu produknya dinobatkan sebagi best brand 2010 karena sold out, satu sisi kita dihadapkan pada sebuah pandangan " berjubelnya " kendaraan baik roda 2 atau 4 yang melawati jalan raya di negeri ini. Saya terkadang bertanya ? apakah kemacetan ini karena banyaknya kendaraan ataukah terlalu sempitnya jalan raya yang ada...??
jika berbicara kemacetan memang sudah menjadi hal yang wajar..
akan tetapi tidak wajar kalo kita selalu menyalahkan jumlah kendaraan yang beredar karena sudah terlalu banyak dan solusi yang dilakukan adalah selalu memperlebar jalan ...dan jalan lagi

pertanyaan kedua ?
sampai kapan jalan tersebut akan diperlebar terus..??
fakta membuktikan dengan tol pantura diperlebar, tol Cikampek - Jakarta diperlebar, kemacetan masih tetap saja terjadi.
atau kah warga kita sudah terlalu kaya sehingga membeli kendaraan layaknya seperti membeli kacang goreng.

kenapa kita tidak coba dengan membalikkan sebuah kebiasaan menjadi tidak biasa..??
karena kita sendiri tidak pernah tahu apakah kebiasaan kita itu benar atau tidak yang penting..." dulu aja gitu kok.!! "
kenapa kita justru tidak mempersempit jalan raya yang dengan cara memperlebar trotoar yang ada ?
sehingga dengan kondisi yang dipaksakan ini orang akan semakin tdk nyaman dan akan memilih memakai kendaraan umum..
karena jalan yang dilaluinya hanya " pas - pas an "..( bukan pas butuh tronton bisa masuk )
karena dengan menggunakan mobil pribadi akan semakin menambah panjangnya antrian yang ada.

terakhir...
apakah ini sebuah solusi ataukah hanya ilusi belaka biarlah waktu yang akan menjawabnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun