Mohon tunggu...
Yursel Noor Fadlurrahman
Yursel Noor Fadlurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Belajar dan mengasah kemampuan dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Komunikasi Kesehatan: Edukasi Penyebaran Tuberkolosis (TB)

23 November 2024   05:15 Diperbarui: 23 November 2024   06:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tuberkolosis (TBC/TB) merupakan salah satu bakteri dan penyakit menular berbahaya yang sayangnya masih banyak kasus yang terjadi di negeri tercinta ini, tercatat ada 809.000 kasus pada tahun 2023 (Rokom, 2024) dan menjadikan tahun 2022 dan 2023 menjadi tahun dengan kasus TB terbanyak sepanjang sejarah di Indonesia. 

Melihat hal itu sekaligus diperlukannya sebuah pencegahan untuk penyebaran yang kian memburuk, diperlukannya edukasi untuk masyarakat tentang pencegahan dan penanganan TB. Tentunya edukasi yang baik memerlukan Komunikasi yang baik terkhusus dalam ranah dunia Kesehatan. Hal ini sejalan dengan visi Ilmu Komunikasi, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, yaitu menghasilkan lulusan yang unggul dalam bidang komunikasi sosial dan kesehatan.

Melihat tingginya angka kasus TB di Indonesia tentunya ada beberapa faktor yang melatarbelakangi meledaknya jumlah kasus ini. Pembahasan pada artikel ini akan menggunakan metode Health Belief Model untuk menjelaskan perilaku kesehatan pada masyarakat (Maya May Sarah dkk, 2014).

Persepsi terhadap kerentanan

Banyak hal yang melatarbelakangi penyebaran TB salah satunya ada dari faktor ekonomi dan sosial dimana banyaknya masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan tertimpa musibah ini dikarenakan tempat tinggal atau lingkungan yang kumuh ditambah dengan kurangnya edukasi tentang TB membuat menjadi sasaran utama dari TB sehingga penyebarannya tidak terkendali, selain itu makanan yang tidak sehat dan lingkungan pekerjaan yang juga tidak sehat menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi semua ini.

Persepsi terhadap keparahan 

Pada hasil penelitian artikel "Peran Komunikasi Kesehatan pada Kalangan Masyarakat Miskin" (Maya May Sarah dkk, 2014) tercatat ada beberapa keparahan yang dirasakan oleh pengidap penyakit TB dimulai dari gejala ringan dimana penderita memiliki kondisi yang tidak stabil (panas/dingin), batuk-batuk dan sesak dada. Hingga gejala yang sangat parah dimulai dari gejala kejang-kejang, panas tinggi, sesak dada dan hingga diperlukan perawatan oleh rumah sakit. 

Manfaat dari tindakan pencegahan 

Upaya pencegahan tentu bukan hanya sebuah tindakan semata tanpa adanya manfaat, tentu dalam usaha pencegahan terdapat beberapa manfaat untuk mengurangi penyebaran TB yang tak kunjung henti ini. Manfaatnya yakni pemberian edukasi yang menghasilkan terhindarnya seseorang dari penyebaran TB, dapat melakukan penanganan awal, beranjaknya seseorang dari pola hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat hingga dapat berperan aktif sebagai salah satu komunikator kesehatan untuk menebar manfaat pada masyarakat lain sehingga mempersempit penyebaran TB.

Hambatan dan penghalang 

Tentu seperti yang dibahas di awal, banyak hal yang melatarbelakangi penyebaran TB ini salah satunya ialah permasalahan ekonomi, ketakutan masyarakat miskin membuatnya enggan untuk menindaklanjuti penyakit serius ini, selain itu terdapat juga beberapa keluah tengang permasalahan mahalnya obat-obatan hingga sulitnya akses yang di dapat dsb. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun