Mohon tunggu...
Yursel Noor Fadlurrahman
Yursel Noor Fadlurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Belajar dan mengasah kemampuan dalam menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Pengalaman Baru di Bulan Suci

15 April 2024   17:37 Diperbarui: 15 April 2024   17:54 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Ramadan yang suci telah lah usai, lembaran demi lembaran telah kita lalui, hingga datangnya hari di mana dimaafkan nya dosa-dosa manusia dan di suci kan nya kembali manusia, sekaligus hari penutup dari bulan yang suci ini.

Untuk pertama kali nya sebagai seorang mahasiswa, banyak hal dan pengalaman baru yang terjadi pada ramadan kali ini, pengalaman baik dan juga buruk, pengalaman yang akan membentuk sebuah jati diri yang lebih baik, dan pengalaman yang kan terus diingat dan  diceritakan suatu hari nanti.

Sebagai Mahasiswa perantau, jelas yang paling dirasakan pada berbedanya bulan ramadan ini adalah pengalaman berpuasa tanpa keluarga, di mana dituntutnya rasa kemandirian untuk menjalankan ibadah puasa. Jika biasanya untuk sahur hanya memakan masakan orang tua, sahur kali ini harus membeli makanan atau pun memasak sendiri. Begitu pun untuk berbuka, tidak bisa merasakan masakan orang tua dan berkumpul dengan keluarga saat waktu menjelang buka adalah hal yang dirindukan dalam ramadan yang sunyi ini.

Beruntung sebagai seorang mahasiswa yang tinggal di asrama tetap bisa merasakan hangatnya kekeluargaan walaupun jauh dengan keluarga. Baik berbuka maupun sahur, pada bulan ramadan ini sering sekali diadakannya berbuka dan sahur bersama dengan warga asrama, hal ini merupakan pengalaman pertama sebagai warga asrama dan tentunya ini merupakan hal yang sangat menyenangkan dan penuh dengan kehangatan.  

Selain pengalaman sebagai seorang mahasiswa perantau, perbedaan pada bulan ramadan kali ini terjadi kembali ketika pulang ke kampung halaman. Dibangunnya sebuah pelabuhan memaksa banyak warga harus pergi karena dipergunakannya tanah sebagai akses jalan. Hal ini membuat bulan ramadan dikampung halaman tidak terasa seperti dahulu lagi. Sepinya shalat tarawih dan sepinya ketika hari menjelang idul fitri, membuat hal ini sangat berbeda dengan ramadan sebelum-sebelumnya karena tidak adanya lagi semangat dan antusias warga dalam menyambut bulan ramadan.

Walaupun begitu, ramadan kali ini tetap lah indah, pengalaman ketika bertemu kembali dengan orang yang dicintai setelah sekian lama tak bertemu, membuat air mata tak terbendung dan dengan banyaknya pengalaman-pengalaman baru dapat diceritakan dalam ruangan yang hangat. Sungguh ramadan kali ini tetaplah indah dan menyenagkan.

Oleh: Yursel Noor Fadlurrahman

NIM: 2310901054

Tugas: Psikologi Komunikasi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun