Perkembangan Individu–Proses perkembangan individu merupakan fenomena kompleks yang memerlukan interaksi dari berbagai faktor, entah itu dari faktor internal maupun eksternal. Studi perkembangan dan psikologi sering kali membahas dua faktor utama yang mempengaruhi proses perkembangan individu, yaitu faktor lingkungan dan hereditas atau keturunan.Â
Terdapat tiga pendekatan utama yang menawarkan pandangan berbeda mengenai bagaimana faktor-faktor berperan dalam perkembangan manusia. Ketiga teori itu adalah Teori Empirisme, Teori Nativisme dan Teori Konvergensi.Â
- Teori Empirisme
Pada abad ke-17, John Locke menyatakan bahwa pengalaman dan pendidikan merupakan faktor yang paling menentukan dalam perkembangan anak. Locke memberi istilah Tabula Rasa yang berarti isi kejiwaan anak ketika dilahirkan diibaratkan secarik kertas kosong, dimana corak dan bentuk kertas ini sangat ditentukan bagaimana kertas ini ditulisi.
Manusia dapat di didik apa saja (kearah yang baik maupun buruk), semua tergantung dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya.
Peran guru, orang tua dan lingkungan sangat penting karena akan menentukan dan mendidik anak atau peserta didik sesuai dengan keinginannya. Perkembangan seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan, pendidikan dan pengalaman yang diterima sejak kecil.
Dalam teori ini, faktor bawaan dari orang tua (genetik) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya).
- Teori Nativisme
Istilah Nativesme berasal dari bahasa latin yaitu nativus yang berarti karena kelahiran. Istilah lainnya natus yaitu lahir, nativis pembawaan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap anak sejak dilahirkan sudah mempunyai berbagai pembawaan yang akan berkembang sendiri menurut arahnya masing-masing pembawaan anak itu ada yang baik dan ada yang buruk. Prinsipnya bertolak dari tradisi alamiah yang menekankan kemampuan dalam diri anak. Sehingga faktor lingkungan termasuk pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian maka aliran ini melihat bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir, sehingga perkembangan seseorang ditentukan oleh faktor hereditas atau keturunan, kemudian aliran ini biasa juga disebut aliran pesimisme
1.Faktor genetik : faktor gen dari kedua orang tua yang mendorong adanya suatu bakat yang muncul dari diri anak. contohnya jika kedua orangtua anak itu seorang yang pandai maka anaknya memiliki pembawaan sebagai seorang yang pandai pula.Â
2.Faktor kemampuan anak : faktor yang menjadikan seorang anak dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya.Â
Faktor pertumbuhan anak : faktor yang mendorong anak mengetahui bakat dan minat di setiap pertumbuhan dan perkembangan secara alami sehingga jika pertumbuhan anak itu normal maka dia akan bersikap energik, aktif dan responsif terhadap kemampuan yang dimiliki. sebaliknya jika, pertumbuhan anak tidak normal maka anak tersebut tidak bisa mengenal bakal dan kemampuan yang dimiliki (Lubis, 2020).Â
- Teori Konvergensi
Menurut kamus psikologi, yang dimaksud teori konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Jadi menurut teori konvergensi ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. dan sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak kan membina perkembangan tingkah laku baik tanpa didasari oleh faktor hereditas.