Goa boki moruru adalah sebua gua alam yang cukup terkenal di Halmahera Tengah, Maluku Utara di hulu sungai Sageyen. Adanya di area perbukitan Desa Sagea, 5 Km arah utara Kecamatan Weda, kabupaten Halmahera Tengah Propinsi Maluku Utara. Lama perjalan untuk mencapai gerbang gua, kurang lebih 30 menit dari Desa Sagea. Ini dilakukan melalui perjalanan darat atau menyusuri sungai sageyen. Umumnya pengunjung lebih memilih perjalanan dengan menyusuri sungai sageyen, karena di sepanjang perjalanan pengunjung dapat menikmati pemandangan indah sungai sageyen dan juga kicauan burung diatas pepohonan yang tumbuh di bantaran sungai.
Untuk mencapai gerbang goa, pengunjung dapat menggunakan transportasi sederhana atau ketinting yang disewakan oleh penduduk setempat. Nahkoda ketinting yang disewa, sekaligus bertindak sebagai pemandu selama pengunjung menyusuri keindahan dan keunikan goa. Di sepanjang perjalanan dijumpai beberapa tempat yang di keramatkan masyarakat Sagea, salah satunya adalah batu susun. Di sepanjang lokasi ini tersusun rapi batu warna-warni yang sangat indah mulai dari dasar hingga ke bantaran kali. Konon katanya di batu susun ini adalah asal mula leluhur masyarakat Sagea yang bernama Laisalama. Beliau adalah anak yang di temukan dalam alkatif raja atau piring makan yang besar oleh sepasang suami istri Montakwae dan Sari Madago. Kemudian sultan Tidore Mansyur Syah memberikan gelar “ngofa Majira” kepada Laisalama.
Nama goa ini di ambil dari nama seorang putri yang konon perna bermukim di kawasan ini. Boki moruru berarti Putri yang menghanyutkan diri. Menurut hikayat yang berkembang di masyarakat Sagea, seorang putri dari kesultanan Tidore yg sedang mandi dan bermain-main sambil menghanyutkan diri mengikuti arus sungai sageyen hingga ke hilir sungai.
Dari luar mulut goa, ada sebua daratan kecil yang biasa dipakai oleh pengunjung untuk beristirahat sejenak sebelum memasuki gua. Daratan atau buleu (sebutan untuk daratan di tengah air, tempat istirahat) ini keluar dari pinggir mulut gua yang mengitarinya. Untuk masuk ke pintu utama gua pengunjung melewati sebua gerbang yang terbentuk secara alami dari susunan batu cadas yang tinggi, kokoh, dan berwarna-warni. Gua ini dipercaya masyarakat sebagai sebua tempat bermukimnya mahluk-mahluk gaib. Ada terdapat sejumlah ornamen-ornamen yang menyerupai manusia, binatang bahkan ada yang menyerupai candi dan stupa di dalam gua. Ornament-ornamen ini terbentuk dari tetesan air yang membeku.
Goa ini perna di kunjungi oleh saudara laki-laki dari ratu belanda Wilhelmina yang bernama pangeran Bernhard pada tahun 1937. Hal ini dipercaya karena adanya bukti tulisan tangan di dinding goa yang bertuliskan nama Bernhard serta tahun kunjungannya. Pada tahun 1996, gua ini perna di datangii oleh peneliti dari Prancis berjumlah 2 orang, namun hingga kini gua ini belum di temukan ujungnya. Jarak terjauh yang pernah di tempuh oleh peneliti Prancis itu adalah 7,8 Km. di mana di temukan banyak keindahan yang menghiasi dinding-dinding goa. Selain batu stalakmit dan stalaktrit ada juga bunyi dari tetesan air dalam keheningan di antara warna-warna
gelap di dalam gua yang menyerupai musik harmafon ataupun saxophone.
Masi bnyak lagi keunikan dan juga keajaiban dari goa boki moruru ini, tentunya apabila kita sendiri yang menyaksikan dengan mata kepala kita. Untuk anda yang ingin berwisata kesana, jangan lupa persiapkan kondisi kesehatan anda dengan sebaik-baiknya.
Selamat berwisata !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H