Saat terang bulan memunculkan sebuah fenomena unik dan menarik di Kabupaten Kepulauan Mentawai, sekitar 120 mil laut barat Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Di daerah terdepan Indonesia di Samudera Hindia yang dijuluki "Surga Dunia Negeri Sikerei" itu, kepiting yang tiada duanya, Muanggau, bermunculan ke tepi pantai dan gampang sekali ditangkap. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai menggelar Festival Muanggau, tanggal 5-7 September 2017 mendatang di kawasan wisata pasir putih Pantai Mapadegat, Pulau Sipora, sekitar 5 Km dari Tuapeijat.
"Kita ingin masyarakat Sumatera Barat, masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia tahu bahwa Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki banyak keunikan dan keunggulan dalam bidang pariwisata di dunia, bahkan sejumlah flora dan faunanya tergolong endemik. Hanya ada di Kepulauan Mentawai," kata Bupati Kepulauan Mentawai, Judas Sabagalet, kepada wartawan Rabu (16/8) di Tuapeijat.
Mentawai yang juga paru-paru dunia, cagar biosfer, ini memiliki sejumlah kera endemik, seperti joja, bokkoi, simakobu. Di Taman Nasional Siberut (190.500 hektar) juga ditemukan burung kakak tua dan burung hantu endemik. Untuk jenis kepiting, mentawai juga memiliki kekayaan yang tiada duanya, yaitu Muanggau. Mentawai memiliki flora dan fauna endemik paling langka di dunia karena terpisah dari daratan kawasan barat Indonesia sejak 500.000 tahun silam.
Tidak hanya sebatas itu, pengunjung dan wisatawan juga bisa menikmati kuliner khas Mentawai, khususnya berbahan kepiting endemik, dan hamparan pasir putih yang terbentang luas dengan keindahan yang memesona. Dinas pariwisata pun sudah menyiapkan sejumlah agenda kegiatan, dalam Festival Munggau ini.
Desti Seminora menambahkan, agar populasi Muanggau tetap terjaga, masyarakat punya kebiasaaan untuk memanennya sekali dalam setahun. Karena menarik sebagai atraksi wisata, penangkapan Muanggau secara massal oleh masyarakat dilakukan saat Festival Muanggau Mentawai, yang dilaksanakan di Pantai Mapadegat, Sipora.
Berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Mentawai untuk menyaksikan Festival Muanggau, transportasi laut relatif lancar. Ada kapal cepat Padang-Tuapeijat PP, di Pelabuhan Muaro Padang, dengan waktu tempuh 3-4 jam, berangkat setiap hari pukul 07.00 WIB. Atau naik kapal motor penyeberangan (KMP) dari Pelabuhan Bungus, Padang, dengan lama perjalanan 11-13 jam, berangkat pukul 16.00 WIB dan biasanya sampai pukul 05.00 WIB esoknya.
"Dan ikan asin Mentawai merupakan salah satu buah tangan yang selalu diburu wisatawan jika berkunjung ke Tuapeijat. Cita rasa ikan asinnya jauh beda dan lebih enak dibanding ikan asin manapun," jelas Desti Seminora yang sebelumnya sukses menggelar Festival Panah Tradisional Mentawai di Muntei, Pulau Siberut, 26-28 Juli 2017 lalu. (YURNALDI)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H