Kegiatan Tim Asesmen Terpadu (TAT) yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah ini berlangsung pada Rabu, 18 September 2024, di kantor BNN Provinsi Jawa Tengah. Mahasiswa yang hadir dalam kegiatan ini adalah Yurika, Azky, Nanda, Akmal, dan Zaina. Sedangkan para peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan klien bawaan dari Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Cahaya Kusuma Bangsa Surakarta serta tahanan yang berada di bawah pengawasan BNNP Jawa Tengah.
Tim Asesmen Terpadu (TAT) terdiri dari tim medis dan tim hukum yang ditetapkan oleh pimpinan satuan kerja berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Narkotika Nasional dan Badan Narkotika Nasional Provinsi. TAT ini berperan penting dalam melakukan asesmen medis dan psikososial, memberikan rekomendasi, serta menentukan rencana terapi dan rehabilitasi bagi individu yang terlibat dalam kasus narkoba, baik sebagai pengguna maupun pengedar. Kegiatan ini dipandu oleh dokter dan konselor adiksi dari tim medis, yaitu Dr. Puspita Jauharil Farra AM, M.M., dan Sardiyanto, S.Psi., yang memiliki keahlian dalam asesmen psikologis.
Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk menjadi observer dan menyaksikan langsung proses asesmen psikologis yang digunakan oleh BNN dalam menganalisis dinamika psikologis peserta, khususnya dalam konteks rehabilitasi pengguna narkoba. Yurika, salah satu mahasiswa, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka sebagai calon konselor. "Melalui TAT, kami belajar lebih dalam tentang proses asesmen psikologis dan bagaimana analisis ini dapat membantu dalam menentukan langkah rehabilitasi yang tepat. Pengalaman ini sangat berguna bagi kami untuk memahami dinamika psikologis pengguna narkoba, yang akan menjadi bekal penting dalam karier kami di bidang konseling dan penyuluhan," ujar Yurika.
Sardiyanto, S.Psi., sebagai bagian dari tim medis, menjelaskan peran pentingnya Tim Asesmen Terpadu (TAT) dalam proses rehabilitasi pengguna narkoba. "TAT memungkinkan kami menggali kondisi psikologis secara lebih mendalam, termasuk motivasi dan dorongan yang mendasari perilaku pengguna. Tes ini memberikan wawasan lebih jelas tentang latar belakang emosional dan psikologis, sehingga kami dapat menentukan pendekatan rehabilitasi yang lebih tepat sasaran. Dengan TAT, kami juga mampu memetakan tingkat risiko kambuh atau relaps pada pengguna, serta merancang intervensi yang tidak hanya fokus pada terapi medis, tetapi juga dukungan psikososial yang dibutuhkan oleh individu dalam proses pemulihan," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa tes ini berperan penting dalam menentukan jalur rehabilitasi yang komprehensif, baik dari segi medis, psikologis, maupun sosial. "TAT tidak hanya membantu memahami keadaan mental pengguna saat ini, tetapi juga membantu kami dalam merumuskan strategi rehabilitasi jangka panjang yang dapat mengurangi risiko ketergantungan kembali. Pendekatan ini memastikan bahwa terapi yang diberikan lebih sesuai dan holistik," tambahnya.
Diharapkan kegiatan ini tidak hanya memperluas pengetahuan mahasiswa tentang dunia konseling dan penyuluhan, tetapi juga mempererat kerja sama antara BNNP Jateng dan lembaga pendidikan, terutama dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas. Dengan partisipasi mereka dalam kegiatan ini, Mahasiswa Kelompok 2 semakin siap untuk berkontribusi dalam penanganan dan pencegahan masalah narkoba di Indonesia, sekaligus memperkuat kompetensi mereka di bidang konseling dan penyuluhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H