Kantor Urusan Agama (KUA) masih sepi. Di pintu depan tampak selembar kertas dengan tulisan besar ‘Biaya 30.000.’ Saat itu saya tengah menemani teman saya yang menikah di kantor KUA. Usai acara saya pun bertanya pada teman saya, “Biayanya sekarang beneran 30.000?”
“Sekarang kan hari libur, jadi ada tambahan biaya,” kata teman saya.
Sayangnya saat saya tanya berapa biaya mengurus pernikahan di KUA, teman saya belum mau menjawabnya. Ketika itu kami memang sedang bersama keluarga besan, jadi teman saya merasa tidak nyaman membicarakan masalah itu.
Saya tidak mengerti tentang bagaimana aturan tambahan biaya menikah di hari libur. Jadi saya manggut-manggut saja. Rasa penasaran membuat saya bertanya pada beberapa pasang pengantin yang saya temui.
Ketika aturan baru tentang biaya pernikahan diterapkan, saya sempat bertanya pada sepasang pengantin yang sedang berdandan untuk acara munjungi. Di tempat saya Di Banyumas, selepas upacara pernikahan, pasangan pengantin akan berkeliling mengunjungi sanak saudara, dan kami menyebutnya munjungi. Mereka biasanya mendatangi si perias pengantin untuk berdandan.
“Mba kemarin ijabnya ngundang ya? Aku pikir udah nggak bisa ngundang lagi. Kemarin biayanya berarti udah 30.000 Mba?” tanya saya.
“Sekarang masih bisa mba, soalnya peraturannya belum efektif. Kemarin saya 350.000. Terus kata pak penghulunya, tolong jangan bilang kepala KUA ya.”
Pengantin lain saya tanya di sela obralan kami waktu dia dimakeup. Ia menikah di kantor agama. Kebetulan pengantin kali ini menikah saat aturan baru sudah mulai diberlakukan. Katanya, “Iya di tulisannya emang 30.000. Tapi waktu itu aku ngasih 100.000 nggak dibalikin. Udah gitu katanya jangan bilang sama kepala KUA.”
Salah satu teman saya ada yang mengundang dengan biaya mencapai 600.000. Beberapa pengantin lain menuturkan mereka menikah di kantor, tapi penghulu tidak mau menerima uang tunai. Mereka minta bayaran dikirim lewat rekening. Dan tentu saja, biayanya jauh dari 30.000. Oh iya, satu lagi. Pesannya pun masih sama seperti yang lain,
“Pssstt... Tolong jangan bilang-bilang kepala KUA ya...”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H