Mohon tunggu...
Yuri
Yuri Mohon Tunggu... -

I am ordinary people with small dream

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Jokowi ditentang begitu keras oleh sebagian kalangan Islam

9 Juni 2014   01:02 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:39 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari sekian banyak tulisan yang mengungkap alasan mengapa sebagian umat Islam menentang Jokowi dan cenderung memusuhi, saya tidak menemukan jawaban yang cukup memuaskan. Ada satu tulisan dari Maulana Suhada yang sangat mengena dan logic, tapi itupun ternyata tidak cukup menjawab kenapa sebagian umat Islam cenderung menentang habis-habisan agar Jokowi tidak menjadi Presiden, padahal Jokowi sangat lebih islami dari pada Prabowo yang adik, kakak dan ibunya justru non muslim.

http://politik.kompasiana.com/2014/05/31/jokowi-atau-prabowo-ketika-sentimen-agama-bertarung-dengan-nalar-658816.html

Jawaban yang menurut saya paling masuk akal adalah jawaban yang dikemukakan oleh Ulama KH Ahmad Imam Mawardi, bahwa kalau Jokowi naik menjadi Presiden, mau tidak mau Jakarta akan dipimpin oleh Ahok yang notabene non muslim. Dan masalahnya adalah masalah kepatutan, itu yang dikemukakan KH Ahmad Imam Mawardi. Itu akan terjadi yang kedua kalinya setelah kepemimpinan Solo diserahkan ke wakil Jokowi yang juga non muslim.

http://nasional.inilah.com/read/detail/2107486/kenapa-kiai-lebih-pilih-prabowo-ketimbang-jokowi#.U5RWInKSzf2

Itu sebabnya, seperti ada upaya yang masif dan terselubung, dengan apapun caranya agar Jokowi tetap menjadi gubernur DKI dan Prabowolah yang harus menjadi Presiden. Saya yakin bahwa mereka yang menentang dan ikutan menyebarkan kampanye bahwa Jokowi diragukan keislamannya, didalam lubuk hatinya pasti mengakui bahwa mereka tidak meragukan sama sekali bahwa Jokowi itu Islam.

Sekarang masalahnya, apakah kita mau menjadi bangsa yang begitu kerdil, dengan tetap berpegang bahwa orang Islam harus dipimpin oleh sesama Islam karena mayoritas masyarakat kita adalah pemeluk Islam. Menurut saya, ditengah persaingan global dimana persaingan ekonomi begitu kuat diantara negara2 di dunia, kita membutuhkan pemimpin yang bisa mengajak semua komponen negara bersatu padu menghadapi tantangan dunia. Kalau secara ekonomi kita terpuruk, maka umat Islam akan menjadi bahan tertawaan dimana-mana, kita akan bangsa yang sangat mudah tersinggung ketika ada kepentingan kita yang terusik. Dan lagi-lagi kita akan selalu menjadi tertuduh terorisme.

Opini saya, kita membutuhkan pemimpin yang bisa menggerakkan bangsa ini untuk memperkuat daya saing, bukan pemimpin yang membiarkan masyarakatnya berjuang sendiri-sendiri untuk memperkaya dirinya tetapi menindas masyarakat yang lain sehingga jurang kemiskinan antara si kaya dan si miskin menjadi sumber masalah sosial yang berkepanjangan berpuluh-puluh tahun.

Saya mendambakan pemimpin yang bisa menggerakkan bangsa ini seperti apa yang pernah dilakukan bangsa Jepang dengan Restorasi Meijinya

- http://www.tuanguru.com/2012/08/restorasi-meiji.html
- http://nafaspembaharuan.blogspot.com/2012/07/sejarah-restorasi-meiji.html

Dengan restorasi Meiji, bangsa Jepang bisa bangkit dan memulai mengoreksi dirinya menjadi bangsa yang sangat modern. Dan pada saat Kaisar Meiji melakukan restorasi, ia bukanlah kaisar yang begitu hebat, karena waktu itu usianya baru 15 tahun. Tetapi ia berani mengakhiri kekuasaan Shogun yang telah berkuasa selama 15 generasi secara turun temurun dan menjadikan Jepang menjadi negara modern seperti sekarang ini. Dan salah satu kunci keberhasilan restorasi Meiji adalah keterbukaan, mereka mau menerima pengaruh dari luar, belajar dari bangsa lain.

Nabi kitapun mengajarkan untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina, mengapa kita selalu mencoba mengerdilkan diri dengan membuat eksklusifisme seolah-olah kita sudah sedemikian sempurnanya tanpa mau menerima orang lain yang tidak sefaham dengan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun