Mohon tunggu...
Dea Yurida
Dea Yurida Mohon Tunggu... Tutor - Penikmat hidup

Kulineran, vacation, jalan2, seni, puisi, nyanyi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ampunan Tuhan

12 Juli 2024   16:34 Diperbarui: 12 Juli 2024   16:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbiar di bawah sinar rembulan
Tergiur melihat anggur di cawan
Ter engah nafas di pacuan
Terasa melayang tinggi di awan

Berhembus angin membawa aroma kemenyan
Kembang tujuh rupa bertaburan
Dupa berasap merasuki pernafasan
Dalam sekejap hilang kesadaran

Alunan nada terdengar di kejauhan
Menyibak gelap sepi di kesunyian
Komat kamit jejampi dilantunkan
Terdengar wingit dan menakutkan

Tergopoh banyak orang berlarian
Tak tentu arah kabur berhamburan
Ada yang naik pepohonan
Ada yang nyungsep di selokan

Terdengar jerit dan rintihan
Terlihat ramai tak terbayangkan
Hiruk pikuk karena kekacauan
Jantung berdegup tak beraturan

Para penyembah sadar perlahan
Akui tobat mohon ampunan
Jika jalan pintas jadi pilihan
Bukan solusi yang didapatkan

Mulai tenang kembali kesadaran
Mengharap ridho di jalan Tuhan
Mulai menunduk doa di panjatkan
Mohon ampun atas kesalahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun