Salam Damai Sejahtera,
Pak Ahok yang terkasih beberapa waktu yang lalu saya menuliskan haiku ini, dan sampai sekarang tulisan saya ini ditolak sama Blog tersebut balasan adminnya katanya isinya terlalu sedikit (atau mungkin tidak mutu ya?)
Saya ingin terus menuliskannya untuk Bapak meski terlambat!
Haiku Pak Ahok
Pak Ahok itu
Dianggap sang penista
Agama Islam
Ancaman hukum
Tinggal palu diketuk
Adilkah nanti?
Kita tunggulah
Tuhan Jawaban doa
CaraNya pasti
Pak, ternyata Tuhan memberikan jawaban yang bukan saya inginkan... Palu sudah diketuk oleh yang mulia Hakim untuk bapak dan jawabannya adalah dua tahun. Pak Ahok pun menyandang gelar "Sang Penista Agama" bahkan beberapa waktu lalu ada yang membuat lagu spesial untuk bapak untungnya banyak yang mendislike dan mereport lagu tersebut. Bapak pun tidak membalas dengan hal yang buruk.
Bapak belum pernah saya mengikuti proses peradilan seperti ini, lebih dari nonton sinetron atau film pak, keputusan untuk bapak kemarin memang membuat deg-degan, kami dikelas  PPKN sampai live streaming untuk melihat putusan bapak, kami pun menangis pak... lebih dari sidang Jessica Pak... Rasanya memang hati kami hancur pak. Kenapa lebih dari tuntutan jaksa Pak?
Mungkin bapak juga tidak menginginkan keputusan tersebut, Bapak mungkin ingin melayani rakyat Jakarta lagi dalam waktu lima bulan ini. Tetap semangat ya Pak!
Raga bapak boleh dipenjara tapi jiwa bapak tetap mengelana. Bapak tentu masih memikirkan keadilan untuk rakyat bapak.Â
Bapak, saya salut bapak juga memiliki seorang istri yang setia mendampingi dalam suka duka bapak, serta anak-anak bapak yang senantiasa bangga pada bapak. SEmoga keteladanan kesetiaan ibu VEro bisa menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia.
Saya juga salut dengan Bapak Djarot yang sungguh menjadi partner sejati bapak, tidak sekedar rekan kerja tetapi sungguhlah seorang sahabat sejati yang tidak meninggalkan bapak, terus mendukung bapak bahkan beliau sampai menitihkan air mata untuk bapak, air mata yang tulus terlebih memberikan jaminan dirinya untuk bapak.Â
Saya juga sangat mengapresiasi pendukung bapak yang senantiasa melakukan dukungan-dukungan positif untuk bapak, setelah bapak kalah, mereka tetap memberikan karangan bunga sampai beribu-ribu, belum pernah loh pak ada dalam sejarah, bahkan sampai mencapai rekor... Pas di pengadilan kemarin ( Mei 2017)mereka juga membuat taman bunga dan balon merah putih untuk mendukung bapak, mereka bukan orang-orang bayaran, mereka punya niat yang tulus untuk bapak. Sampai bapak masuk penjara mereka terus menyampaikan aspirasinya dengan cara yang positif, menyanyikan lagu-lagu wajib nasional dan juga menyalakan lilin untuk menyuarakan keadilan bapak.
Bapak saya tidak bisa melakukan hal yang luar biasa untuk bapak, saya hanya bisa mendoakan bapak. Vonis bapak juga menjadi sorotan mata dunia akan bukti nyata keadilan di negeri ini. Dunia juga berbicara untuk mendukung bapak. Semoga banding bapak segera di proses. Semoga bapak bisa mendapat putusan yang lebih layak. Jika memang ini untuk keadilan saya juga berharap mereka yang menista minoritas, maupun menista Pancasila dan NKRI tetap diproses Pak. Semoga menjadi bukti nyata untuk semua Pak, kalau keadilan masih ada di negeri ini.Â
Oia Pak, keputusan bapak tentu membawa pro dan kontra. Saya bisa mengambil hal positif pak, karena di media sosial keluar semua ayat-ayat Alkitab untuk Bapak dan tetap percaya keputusan tersebut. Percaya Tuhan adalah kekuatan bagi bapak, bapak juga pernah mengatakan, "Hidupku adalah Kristus dan mati adalah keuntungan". Saya salut pada bapak yang tetap percaya pada iman bapak. Â Saya juga masih miris untuk mereka yang tidak puas akan keputusan 2 tahun itu bagi Bapak.Â
Saya ingat SOekarno dulu juga pernah dipenjara tapi jadi presiden bahkan Nelson Mandela juga demikian, semoga tokoh-tokoh tersebut dapat menginspirasi bapak. Penjara bukanlah sesuatu yang menakutkan? Terlebih bukankah Kristus telah mati disalib, tetapi bangkit kembali. Bapak tidak akan pernah mati dari ingatan kami.Â
Lagu ini juga membuat saya meneteskan air mata untuk bapak. Pahlawan tak pernah mati.Â
Terima kasih Pak, tetap berdoa ya Pak. Kami mencintaimu Pak...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H