Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

The Best Teacher

25 November 2024   07:00 Diperbarui: 25 November 2024   08:20 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Dhevy Triana, S. Pd., Gr. Guru SMP Buana Waru Sidoarjo

Oleh : Dhevy Triana, S. Pd., Gr. Guru SMP Buana Waru Sidoarjo

Dedaunan kering bertaburan mengiringi langkah Rosalia untuk menuju ke sekolah. Terlihat dengan tatapan yang kosong dengan wajah penuh pilu dan sayu. Gadis gemuk lucu, putih dan imut itu kembali merajut mimpinya melalui aktivitas di sekolahnya, demi sedikit melupakan luka lara yang menyayat hatinya. Sungguh raut wajah tidak bisa membohongi. Selang beberapa waktu terdengar suara gebrakan pintu gedubraakkkk ternyata suara itu datang dari sebuah lorong pintu gerbang sekolah sebelah timur. Dia adalah Raka teman satu kelas Rosalia. Dengan nada tinggi ia berkata "Hai gendut aku boleh nyontek PR IPS gak?" aku belum kerjain nih, boleh ya?" tanya si Raka. "Males ah!" kerjain aja sendiri masak gak bisa? jawab Rosalia dengan nada sinis. Dengan mengandalkan tubuhnya yang besar dan tegap Raka selalu seenaknya sendiri menjuluki teman-temannya, bahkan dia sering melakukan hal-hal sesuka hatinya yang bisa membuat teman-temanya merasa tidak nyaman. Rosalia termasuk anak yang selalu berani melawan jika Raka sedang menjahilinya. Kekerasan dalam kehidupan keluarganya, membentuknya untuk selalu kuat dan berani dalam menghadapi segala hal.

Bu Ceria adalah guru yang mengajar kami di sekolah SMA Negeri 39 Jakarta Pusat. Beliau mengajar mata Pelajaran Agama, beliau mampu menggantikan peran sosok seorang ibu yang selama ini aku rindukan. Jika di sekolah, beliaulah yang tidak pernah bosan untuk selalu menyemangati hidupku, beliau banyak mengajarkanku akan pentingnya hidup bahagia. Beliau mampu menjadi teman, guru, orang tua, saudara bagi semua siswa-siswinya. Beliaulah tempat Pelabuhan untuk menyandarkan sederetan kerumitan hidup kami. Doa kami selalu yang terbaik baginya.

Tak terasa sudah empat tahun lamanya Rosalia hidup tanpa sosok seorang ibu, dia sangat merindukannya. Kedua orang tuanya berpisah karena ayahnya melakukan KDRT terhadap ibunya. Hak asuh Rosalia sempat menjadi perdebatan panjang antara ayah dan ibunya pada masa itu. Hingga pada akhirnya hak asuh jatuh pada ayahnya meski dengan menghalalkan segala cara demi mendapatkan hak asuh buah hatinya. Setelah Rosalia mengetahui semua cerita itu, ia hendak bergegas menghampiri ayahnya dan berkata " Apa benar Ayah sudah kejam sama Ibu? apa benar Ayah sudah merebut aku dari Ibu? sungguh tega Ayah memisahkan Aku dengan Ibu kandungku sendiri." Hiikkzz...hikkzz isakan tangis Rosalia yang tak mampu dibendung. 

Lalu sang Ayah menjawab "Kamu ngomong apa sih Ros? Ayah gak ngerti, apa maksudmu? jangan kurang ajar kamu sama ayah! Mau kamu saya tampar?" dengan nada tinggi dan wajah memerah seperti api yang sedang menganga ucapannya yang kasar keluar dari mulut sang Ayah. Isakan tangis Rosalia pecah bak meretakkan bangunan kekar disertai jantung yang bergetar menghantam segerombolan bebatuan. Dia merasa sedih karena memiliki ayah yang egois dan kejam. Perlakuannnya yang selalu menyakiti Ibunya tidak akan pernah bisa ia lupakan. Sejenak Rosalia termenung, dan berkata "Entah keberadaan Ibu sekarang dimana?" Rosalia ingin sekali bertemu dengan ibunya, ingin memeluk hangat didekapan Ibunya serta meluapkan segala isi hati yang dirasakannya. Asanya telah lama terkurung, rindunya menggebu-nggebu penuh debu, rindu akan hadirnya seorang Ibu. Butiran air membasahi di pelupuk mata membuat hati berdentum beteriak selasar rindu abadiku serta beraharap untuk saling merindu.

Pagi ini kita mulai beraktivitas kembali, setiap guru mempunyai kewajiban memberi ilmu dan setiap siswa berkewajiban menimba ilmunya. Nampak pagi itu pepohonan bergoyang mengiringi lagu alam, kupu-kupu pun datang menghampiri bunga-bunga yang ceria, seceria Ibu guru yang mengajar di sekolah kami. Parasnya yang cantik, senyumnya yang merekah ramah. Bu Ceria hendak bergegas menuju ke kelas XI-D. Hari ini jam pertama akan diisi mata Pelajaran Agama. Namun setelah Bu Ceria mengecek kehadiran siswa ada satu siswa yang tidak hadir di hari itu,  yaitu Rosalia. Sejenak Bu Ceria mengkhawatirkan keberadaan Rosalia, karena beberapa hari yang lalu Rosalia sempat menceritakan permasalahan keluarganya kepadanya. Sepulang sekolah Bu Ceria mendatangi rumah Rosalia dan bertemu dengan ayahnya. Bu Ceria menanyakan kenapa hari ini Rosalia tidak masuk sekolah. Sontak Ayahnya terkejut dan memendam kemarahan di wajahnya. "Tadi pagi anaknya berangkat sekolah berseragam dan pamit kepada saya kok bu." Kata Ayah Rosalia. "Iya Pak, tetapi Rosalia tidak datang ke sekolah dan tidak memberi konfirmasi kepada pihak sekolah." Jawab Bu Ceria. "Lalu kemana yaa anak ini?" mereka mengucapkan secara bersamaan. Kemudian sang Ayah mencoba mencari kesana kemari namun tidak ketemu juga.

Keesokan harinya Bu Ceria berniat ingin mencari keberadaan Rosalia dengan ditemani suaminya. Bu Ceria sudah menceritakan kepada suaminya tentang permasalahan yang dihadapi oleh Rosalia. Rasa iba dan khawatir terus menggelayuti benak mereka. Meski bukan anak kandungnya sendiri yang menghilang, namun rasa kemanusiaan itu selalu terpancar dari pasangan suami istri ini. Bu Ceria terus menyusuri jalan, tepat di persimpangan jalan menuju arah ke sekolah, terlihat anak Perempuan mengenakan seragam putih abu-abu yang duduk termenung di sebuah bangku yang lusuh. Lalu dia menghampirinya, ternyata benar itu adalah Rosalia. Wajahnya yang amat murung dan matanya terus mengeluarkan air mata. Bu Ceria memeluknya dan mencoba menghibur serta menanyakan apa yang sedang terjadi. Pelan-pelan Rosalia menjawab "Tidak ada apa-apa bu." Kenapa kamua sampai kabur dari rumah? Ayahmu sedang khawatir dengan keadaanmu " Tanya Bu Ceria. "Aku tidak mau tinggal Bersama Ayah, aku ingin pergi mencari Ibu kandungku bu, jika tidak juga bertemu aku ingin bunuh diri saja." Sahut Rosalia. "Huusst...jangan bilang begitu, itu tidak baik." Sejenak Bu Ceria berfikir bagaimana cara meredam kekacauan hati Rosalia saat ini. Lalu suami Bu Ceria membisikkan sesuatu ditelinganya untuk mengajak Rosalia kerumahnya sampai hatinya merasa tenang. Sesampai rumah Bu Ceria, Rosalia Nampak seperti orang frustasi, tatapannya kosong dan sebentar-sebentar mengamuk serta omongannya sudah ngelantur. Sungguh miris nasib gadis ini. Kasus ini akan ditangani oleh dokter ahli kejiwaan, Rosalia akan diperiksa secara intensif agar keadaannya segera pulih.

Bu Ceria merupakan guru sekaligus sosok yang dianggap Ibu oleh Rosalia membuat Keputusan untuk menempatkan Rosalia di Pondok Pesantren milik suaminya sendiri. Dan alhamdlillah keputusan itu disetujui oleh suaminya. Sebelumnya mereka akan meminta izin kepada Ayahnya. Menurut hasil pemeriksaan dokter Rosalia baik-baik saja hanya saja butuh istirahat yang cukup. Selanjutnya Rosalia akan menjalani kehidupannya di lingkungan yang baru yaitu di Pondok Pesantren. Rosalia merasa Bahagia dan mengucapkan terimakasih kepada Bu Ceria dan suaminya. Dengan memiliki tambahan aktivitas yang baru yaitu belajar mengaji dan membaca kitab-kitab membuatnya lupa akan kesedihannya selama ini. Dengan ketekunannya juga dalam belajar ia mampu membantu mengajar mengaji di Pondok tersebut. Semua ini berkat Ibu Gurunya yang selalu perhatian dan perduli dengan sesama. Semua pasti akan ada hikmahnya. Orang baik akan selalu bertemu dengan orang baik pula. seperti kisah dalam cerita ini hubungan seorang guru dengan siswanya yang membuahkan hasil manfaat baik bagi sesama.

Rosalia merasa berhutang budi kepada keluarga gurunya. Dia berjanji akan menjadi kebanggannya. Dengan  ketekunannya selama ini dalam belajar, berdoa dan mengaji  ternyata membuahkan hasil yang tidak main-main.  Rosalia  mendapat beasiswa  dan berkesempatan untuk bisa kuliah  di Universitas  ternama di Jakarta.  Tentu kesempatan itu tidak akan disia-siakan olehnya. Beberapa tahun kemudian  Rosalia berhasil  lulus dengan predikat nilai yang sangat memuaskan sehingga Rosalia mendapat amanah untuk menjadi dosen di Universitasnya sambil mengajar mengaji di Pondok Pesantren milik gurunya . Bu Ceria yang merupakan guru idola semua murid, kini berhasil merubah nasib salah satu siswanya . Mungkin kita sebagai siswanya tidak akan bisa mampu membalas kebaikan dan keikhlasannya, hanya dengan sambungan doa yang tiada putus akan lebih diijabah oleh Allah SWT.      
   Melalui kisah ini mengajarkan kita tentang makna pengorbanan dan keikhlasan seorang guru. Guru adalah sosok yang sangat menginspirasi serta berperan besar dalam membentuk karakter dan masa depan generasi muda. Dengan seribu perannya, mari kita jadikan guru sebagai contoh teladan baik dalam kehidupan kita!
Proud to be a teacher

Dhevy Triana, S. Pd., Gr. Guru SMP Buana Waru Sidoarjo yang sudah membukukan beberapa karya cerpen dan antologi puisinya ini sarjana alumni Universitas Adi Buana Surabaya.

Hay sobat literasi, perkenalkan nama saya  Dhevy Triana, S. Pd. Biasanya dipanggil  Bu Dhevy, saya lahir pada tahun 1987, saat menulis cerpen saya sebagai guru pendamping kegiatan literasi jenjang sekolah SMP. Saya pendidik di SMP Buana Waru Sidoarjo.

Kesan saya setelah menulis cerpen adalah Bahagia dan bangga atas hasil karya sendiri meski mungkin masih banyak kekurangan dan perlu adanya sharing dengan sesama.

Terimakasih kepada SMP BUANA karena sudah memfasilitasi serta mendukung event Nubar ini.

Terimakasih kepada ASIEQ NUBAR CERPEN 2024 karena memberi kesempatan kepada saya dan peserta didik saya untuk mengukir prestasi lewat event nubar ini.

Terimakasih untuk Pena ASIEQ Literasiku karena bisa menambah ilmu pengetahuan seputar menulis.

Harapan saya kedepannya setelah mengikuti NuBar cerpen ini adalah memiliki karya orisinal secara berkelanjutan agar bakat dan motivasi akan terus tersalurkan, menghibur para pembaca, makin banyak ilmu dan makin banyak relasi dalam kegiatan literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun