Mohon tunggu...
Yupiter Sulifan
Yupiter Sulifan Mohon Tunggu... Guru - Seorang pendidik di sekolah lanjutan atas negeri di Sidoarjo

Seorang pendidik yang minat di dunia pendidikan, fotografi, lingkungan, kesehatan, sejarah, agrobis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rihlah Diawal Dzulhijjah (5): Ziarah Makam Mbah Asmoro Qondi dan Wisata Kuliner Hasil Laut

19 Juni 2024   08:22 Diperbarui: 19 Juni 2024   08:33 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rombongan foto bersama di area parkir makam mbah Asmoro Qondi menjelang balik ke Sidoarjo (foto-foto dokumentasi pribadi dan rombongan)

Rihlah terakhir kami di Tuban tiba setelah ashar, kami menuju ke arah pantai utara untuk menuju ke tujuan berikutnya, makam Maulana Ibrahim Asmoro Qondi. Makam ini terletak di daerah Gesikharjo Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Begitu mendekati lokasi, hamparan pemandangan Laut Jawa akan terlihat di sepanjang jalan.

Tiba di kompleks pemakaman, pengunjung disambut dengan gapura berwarna paduan hijau dan kuning, yang di atasnya terdapat tulisan Asy-syaikh Maulana Ibrahim As-Samarqandi dalam bahasa Arab. Di sebelah kanan dan kiri, juga terdapat tulisan Sabar, Neriman, Ngalah, Loman, Akas, Temen (sabar, menerima, mengalah, dermawan, keras, bersungguh-sungguh).

Maulana Ibrahim Samarqandi atau yang lebih dikenal dengan sebutan mbah Asmoro Qondi ini merupakan salah seorang ulama penyebar Islam pada masa generasi awal. Samarkand adalah daerah di Asia Tengah. Maulana Ibrahim datang diperkirakan pada abad ke 14 M. Ulama lain yang datang ke Timur pada tahun 1400-an adalah : Syeikh Ahmad Jumadil Kubro (wafat di Mojokerto Jawa Timur), Syeikh Muhammad Al Maghribi dari Maroko (wafat di Klaten Jawa Tengah), Syeikh Malik Israil (wafat di Cilegon), Syeikh Hasanuddin dan Aliyuddin (wafat di Banten), Syeikh Subakir dari Persia dan Syeikh Maulana Malik Ibrahim (dimakamkan di Gresik).

Menurut keterangan pada papan silsilah, susunan Sayid Muhahmmad Alaidrus, yang dipajang di dekat makam, tertulis bahwa Ibrahim Asmoro Qondi adalah putra dari Sayyid Jamaludin Al Chusain atau Sayyid Jumadil Kubro (Leluhur Walisongo) bin Ahmad Jalaludin yang nasabnya ke atas sampai ke Nabi Muhammad saw.

Masjid di area makam Mbah Asmoro Qondi (dok. pribadi)
Masjid di area makam Mbah Asmoro Qondi (dok. pribadi)

Beliau menjadi penyebar Islam di daerah Tuban dan sekitarnya bersama dengan adiknya, Sayyid Abdullah Asyari atau Sunan Bejagung. Sebelum ke pulau Jawa, Maulana Ibrahim Asmoro Qondi disebutkan pernah bermukim di Champa selama tiga belas tahun. Ia menikahi putri raja yang memberinya dua putra; yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri. Kedua anaknya inilah, yang kelak akan mengikuti jejaknya menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Masuk ke dalam lokasi pemakaman, terdapat banyak makam di sana. Sebagian adalah makam keluarga dan sahabat Maulana Ibrahim. Ada istri dan sahabat tapi kalau melihat nisannya lancip itu sahabat, kalau perempuan nisannya lurus. Namun, dari banyak makam yang ada di sana, tentu makam Maulana Ibrahim Asmoro Qondi yang paling berbeda. Selain karena bangunan cungkupnya yang besar, juga tak pernah sepi dari peziarah yang kebanyakan duduk di dekat areal makam. Para peziarah yang datang berasal dari berbagai daerah.

Setiap hari ramai peziarah, tapi biasanya yang paling ramai malam Jumat Wage. Di dalam kompleks makam Maulana Ibrahim juga terdapat sebuah masjid, yang terletak di sebelah timur makam. Saat kami masuk ke dalamnya, terdapat empat soko besar yang menjadi penopang kuat bangunan masjid.

Setiap tahun diadakan acara peringatan haul Ibrahim Asmoro Qondi, tepatnya diadakan setiap bulan Syawwal.
Berdasarkan pengamatan di sekitar lokasi, terdapat jejak peninggalan dari Syekh Ibrahim Asmoroqondi. Seperti tempat untuk kotbah, beduk, lalu ada sumur dan beberapa benda-benda lainnya. Selama menyebarkan agama Islam, Syekh Ibrahim Asmoroqondi atau Syekh Ibrahim as-Samarqandi memiliki beberapa peninggalan seperti, 3 gapura, satu sumur dan masjid. Semua peninggalan tersebut masih terjaga dan kondisinya masih sangat bagus.

Salah satu gapura peninggalan Mbah Asmoro Qondi (dok. pribadi)
Salah satu gapura peninggalan Mbah Asmoro Qondi (dok. pribadi)

Ada satu sumur dekat dengan masjid dan makam beliau yang airnya terus mengalir dan dikhususkan untuk minum. Dan tak jarang para pezirah mengambil airnya untuk dibawa pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun