Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Konflik Harus Dikelola Bukan Dihindari

16 Desember 2023   05:51 Diperbarui: 18 Desember 2023   14:11 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konflik. | Sumber: Freepik

Banyak orang tidak menyadari bahwa konflik itu  keniscayaan dalam hidup bersosial, mulai dalam rumah tangga, dalam organisasi, perusahaan hingga  interaksi keseharian masyarakat menjalani kehidupan. Terjadinya konflik sesuatu yang tidak bisa dihindari dan wajar adanya. Untuk itu konflik harus dikelola bukan dihindari.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara konflik dengan kinerja karyawan dalam perusahaan. Artinya, pada semakin tinggi konflik maka kinerja karyawan akan semakin tinggi pula. Hanya saja, ada satu titik tertinggi sebuah konflik yang bisa diterima. Setelah titik itu, konflik yang berkelanjutan akan menurunkan kinerja karyawan.

Grafik dibawah ini menjelaskan titik mana konflik harus dikendalikan untuk mencapai kinerja tertinggi karyawan.

Konflik dan Kinerja (Stephen T. Robbins & Timothy A. Judge, 2023)
Konflik dan Kinerja (Stephen T. Robbins & Timothy A. Judge, 2023)

Pada titik A dan titik C menunjukan tingkat konflik yang menurunkan kinerja karyawan pada level terendah dan ini tergolong jenis konflik disfungsional, sedang titik B merupakan level konflik terbaik untuk mencapai kinerja tertinggi karyawan, dan termasuk jenis konflik fungsional.

Konflik fungsional (B) menunjukkan tipe konflik yang mendukung dan memperbaiki kinerja kelompok. Sedang tipe konflik disfungsional (A dan B) sebagai aspek yang mengganggu dan menghambat kinerja kelompok. Para manajer harus mampu mengendalikan level konflik agar tetap pada fungsional level.

Konflik sebagai proses yang terjadinya dimulai apabila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah mempengaruhi secara negatif sesuatu yang dipedulikan oleh pihak pertama. Secara subtantif, konflik bisa terjadi dalam bentuk task conflict, relationship conflict dan process conflict.

Sementara itu, dilihat dari locusnya konflik bisa terjadi dalam konteks intragroup, intergroup dan bahkan dyadic conflict. Artinya, semakin besar dan banyak orang dalam kelompok maka potensi konflik yang semakin kempleks akan semakin tinggi.

Memahami proses terjadinya konflik merupakan cara terbaik untuk menyelesaikannya dengan baik dan efektif.

Lima tahap yang menjadi elemen dasar terjadinya sebuah konflik, apapun jenis dan lokus konfliknya, yaitu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun