"Semakin banyak Anda mempelajari hal yang benar, semakin baik, semakin lebih baik kemungkinan dalam sistem kehidupan manusia, semakin besar kapasitas untuk melakukan transformasi positif'' - David Cooperrider, pencipta metodologi AI
Klimaks tugas dan tanggungjawab serta keberhasilan seorang pemimpin terletak dalam satu kata kunci, yaitu change atau perubahan. Pemimpin yang tidak membuat perubahan yang signifikan selama memimpin itu artinya pemimpin itu tidak efektif alias gagal. Dan kalau seorang pemimpin tidak efektif, sebaiknya dia mengundurkan diri, atau diberhentikan sebagai pemimpin.
Tuntutan perubahan menjadi kebutuhan sebuah perusahaan, tidak saja karena dipaksa oleh perubahan lingkungan eksternal (seperti perubahan teknologi, ekonomi, hukum dan peraturan, trend sosial, globalisasi, kompetisi market), tetapi juga dorongan perubahan dari dalam perusahaan itu sendiri. Ketika pemimpin mampu mengelola perubahan dengan cepat, tepat dan efisien maka organisasi akan bertumbuh dan berkembang secara berkesinambungan.
Problematika perubahan ini menjadi kompleks ketika kecenderungan perubahan semakin tinggi dan cepat sekali bahkan menimbulkan turbulensi sehingga sulit memprediksi apa yang akan terjadi kemudian. Dan karenanya, hanya para pemimpin yang sungguh-sungguh menjadi agen perubahan yang mampu memimpin dengan efektif.
Menerapakan pendekatan AI, atau Appreciative Inquiry merupakan salah instrument yang efektif memimpin perubahan dalam situasi yang penuh ketidakpastan.
Pendekatan AI, Appreciative Inquiry
Pendekatan Appreciatuve Inquiry, AI, merupakan teknik untuk memimpin perubahan yang melibatkan individu, tim, atau seluruh organ dan orang dalam organisasi dengan memperkuat pesan-pesan positif dan berfokus pada pembelajaran dari kesuksesan
Appreciative inquiry a technique for leading change that engages individuals, teams, or the entire organization by reinforcing positive messages and focusing on learning from success (Richard T. Daft, 2023, Leadership – Experience)
Daripada melihat situasi dari sudut pandang apa yang salah dan siapa yang harus disalahkan, AI mengambil pendekatan yang positif dan afirmatif dengan bertanya, “Apa yang mungkin terjadi?” atau Apa yang ingin kita capai?''. Pertanyaan-pertanyaan kreatif yang mampu membangun kesadaran dan kesigapan mengelola perubahan.
Misalnya, daripada melihat masalah seperti penurunan penjualan, pendekan AI akan menyelidiki apa yang membuat penjualan meningkat. Menyusun topik dengan tepat—untuk menyelidiki apa yang benar dan bukan apa yang salah—sangat penting bagi keberhasilan AI karena AI menjauhkan orang dari sikap menyalahkan, membela diri, dan menyangkal, serta menetapkan kerangka kerja positif untuk perubahan.
Seperti yang dikatakan David Cooperrider, salah satu pencipta metodologi AI, ''semakin banyak Anda mempelajari hal yang benar, semakin baik, semakin lebih baik kemungkinan dalam sistem kehidupan manusia, semakin besar kapasitas untuk melakukan transformasi positif.''
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!