Ketiga, penelitian menunjukkan bahwa kebosanan dapat menyebabkan tindakan CWB, Counterproductive Work Behavior, terutama penarikan diri secara psikologis dari pekerjaan, menyabotase peralatan kerja, dan melakukan pelecehan terhadap rekan kerja lainnya.
Keempat, jika pekerjaan merupakan hal penting dalam kehidupan karyawan dan jika kebutuhan pribadi dan pekerjaan karyawan tidak terpenuhi, maka kebosanan dapat menyebabkan depresi.
Kelima, beberapa orang cenderung lebih bosan dibandingkan yang lain—orang yang rentan terhadap kebosanan mengalami berbagai akibat yang tidak diinginkan, seperti kurangnya dukungan dari organisasi, setengah pengangguran, dan peringkat kinerja yang lebih rendah.
Mengatasi Kebosanan Kerja
Memahami lima bentuk dampak kebosanan ditempat kerja hendak mengingatkan dan menegaskan untuk tidak membiarkan kebosanan menyerang. Dan karenanya perlu penanganan yang terencana dan sistematis sebelum situasi menjadi kritis dan krisis.
Persoalan kunci yang harus diatasi adalah bagaimana seorang karyawan tetap berada pada right-track untuk bekerja secara rutin walaupun sedang berada dalam keadaan membosankan? Bentuk pertanyaan lainnya, mungkinkah seseorang bisa bekerja dengan benar walaupun diserang oleh kebosanan di tempat kerja?
Secara manajerial mengatasi kebosan kerja di kalangan karyawan selain dilakukan secara terencana dan sistematis tetapi juga melibatkan semua pelaku dalam perusahaan, terutama si karyawan sendiri dan pihak manajemen dengan ukuran-ukuran yang dapat dikendalika secara efisien dan efektif.
Dalam buk teks Organizational Behavor, Stephen P. Robbins dan Tomothy A. Judge (2023), mengidentikasikan sumber-sumber munculnya kebosanan karyawan dalam bekerja, antara lain yaitu :
- Personality
- Time of Day
- Day of the Week
- Weather
- Stress
- Social Activities
- Sleep
- Exercise
- Age
- Sex
Oleh Robbin dan Judge memperkenalkan ke 10 sumber penyebab diatas dalam konteks masalah kebosanan kerja sebagai bagian dari isu besar tentang Emotions and Moods.Â
Affect atau afeksi merupakan istilah umum yang mencakup berbagai perasaan, termasuk emosi dan suasana hati. Emosi itu merupakan pengalaman perasaan yang intens yang diarahkan pada seseorang atau sesuatu. Sedangkan moods atau suasana hati merupakan perasaan kurang intens daripada emosi dan kurang stimulus kontekstual.
Penampakan dari emotions dan moods bisa muncul dalam beragam bentuk, yang kadang susah untuk diketahui secara pasti.
Emosi dapat diklasifikasikan secara positif atau negatif, namun tidak termasuk secara netral. Dengan klasifikasi ini, maka berbagai emosi dapat disatukan menjadi suatu konsep umum, yaitu mood state.Â