Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Natal Bukan tentang Hadiah, Pesta Makan, Musik Meriah, dan Lampu-lampu Indah

24 Desember 2020   21:56 Diperbarui: 24 Desember 2020   22:35 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betul sekali. Natal itu tentang kabar baik dan berita sukacita bagi umat manusia. Tetapi jangan keliru tentang kabar baik itu. Sebab, berita sukacita itu bukan tentang hadiah, pesta makan-makan, suara musik yang indah maupun gemerlap lampu-lampu di malam hari. 

Anda akan sangat keliru ketika natal diartikan dan diisi dengan mendapatkan atau memberikan hadian-hadiah yang indah. Mempersiapkan makan yang enak dan mungkin besar di sebuah restaurant. Pun salah kalau natal diisi dengan suara msuik merdu, dan ditimpali beragam warna lampu yang indah semerbak pelangi layaknya.

Hadiah yang spesial, pesta makan bersama, pesta dansa dan musik yang indah, bahkan lampu gemerlap sudah di-disrupsi oleh wabah virus corona. Pandemi Covid-19 menganulir semua hal-hal yang sifatnya duniawi dalam merayakan natal tahun 2020 ini. 

Keharusan menerapak protokol kesehatan dengan tetap berada di rumah saja bersama keluarga inti memberikan pesan kunci akan makna natal yang sesungguhnya harus di renungkan dan dilaksakanak oleh manusia.

Penyebaran virus SARS Cov2 sebagai biang kerok penyebab Covid-19 mengharuskan setiap orang untuk menjaga kontak fisik yang berlebihan agar tidak tertular. Implikasinya memang luar biasa. Beribadah selama 10 bulan dikerjakan secara "dalam jaringan" atau "daring" alias secara online. Setiap orang harus tetap berada hanya dalam lingkungan keluarga inti saja, dan di rumah saja.

Ini nampak sangat ironis memang. Karena seumur-umur hidup ini, baru kali ini natal dirayakan secara unik. Yaitu hanya dirumah saja secara daring atau online. Setiap orang harus kembali memberikan bobot makna yang mendasar dan hakiki tentang natal itu sendiri yang dikehendaki oleh Sang Tuhan Allah yang hadir bersama dengan umat manusia untuk diselamatkan.

Bila demikian, apa inti dan jiwa dari kabar baik tentang natal itu? Ya, natal itu kabar baik dan sukacita. Tetapi kabar baik tentang apa dan sukacita bagaimana kalau bukan hadiah, pesta bersama dan musik serta warna warni lampu natal?

Inilah kuncinya. Natal itu tentang kasih Allah kepada manusia. Manusia membutuhkan kasih Allah, dan Allah sangat mengasihi manusia. Allah sungguh mengasihi Anda, bukan karena kelakukan Anda baik atau buruk, tetapi Allah hadir ditengah manusia karena hakekat Allah ada karena ada Anda dan saya dan semuanya.

Di dalam Alkitab terkonfirmasi bahwa setiap orang sangat membutuhkan kasih Allah. Sebab tanpa kasih Allah manusia akan tersesat bahkan akan hancur dengan kejahatan yang ada di dalam dunia ini.  Tanpa kasih Allah, Anda dan saya tidak akan jelas arah tujuan hidupnya, tanpa perlindungan, dan tanpa sukacita sejati. Dan dipastikan Anda tidak memiliki masa depan, apalagi tidak ada jaminan keselamatan jiwa Anda. 

Rasul Paulus menegaskan bahwa kabar baik natal adalah Allah mengutus Yesus untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. "Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus" - 1 Timotius 2: 5

Sangat mungkin Anda termasuk yang rajin beribadah ke gereja setiap hari minggu dan dipastikan Anda juga sering mendengar berkali-kali  kata "keselamatan". Tapi Anda tidak faham maknanya. Sebab sesungguhnya, kata keselamatan itu bagaikan sebuah berlian. Anda bisa memandangnya dari berbagai sudut dan akan melihat bentuk yang berbeda di setiap sudutnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun