Paha mulus sedang viral menjadi perbincangan publik di negeri ini. Coba ketik kata "paha mulus" dan dalam waktu hanya 0,39 detik si mbah Google akan memberitahukan Anda terdapat 13.200.000 kata "paha mulus" diperbincangkan di dunia maya. Ini belum termasuk perbincangan lisan di tengah-tengah publik republik yang sedang digempur terus oleh virus corona ini. Sangat mungkin, lebih menarik membahas paha mulus ketimbang ketakutan pada Covid-19.Â
Mengapa paha mulus begitu menjadi trending topic saat ini? Jawabannya sih..sederhana saja. Membahas paha saja sudah sangat menarik, apalagi kalau itu paha mulus, sangat jauh lebih menarik. Dan lebih dahsyat lagi kalau "paha mulus si S" yang sangat cantik dan aduhai itu. Pmbicaraan bisa berjam-jam.
Betul, tetapi mengapa membahas paha, paha mulus, paha mulus si S menjadi sangat menarik bagaikan gula begitu? Jawabannya juga sangat sederhana, dan tidak membutuhkan orang yang IQ-nya super! Karena paha itu ada di tempat yang sangat menarik dan sangat strategis nan sensitif bagi siapa saja.Â
Isu tentang paha mulus datang dan diciptakan oleh salah seorang elit partai politik di republik ini. Dan sudah di duga, seperti biasa, dalam hitungan detik sudah disambar oleh para politikus lain dari seluruh negeri ini. Ya, bagaikan disambar api dan langsung menyala hingga membumbung tinggi. Bahkan mulai membakar kemana-mana, memasuki ruang-ruang meeting, warung makan, bahkan negosiasi politikpun menjadi bumbu penyedap bagi para petualang.
Yang penting dan utama adalah bahwa, inilah sesungguhnya wajah para politikus di republik ini. Tidak jauh-jauh dari area "paha mulus", maupun paha putih, paha indah, paha terbuka atau paha lainnya. Hmmm...hanya ada di sekitar daerah paha itu saja para politikus mempertaruhkan reputasi mereka, yang sesungguhnya, itu bukan tupoksi yang dimandatkan oleh rakyat yang memilih mereka.
Teman saya mengirimkan pesan di group WA dan mengatakan kemampuan "para politikus" itu, mereka hanya di sekitar zona "sel*ngk*ng*n" doang, dan tidak berani bermain di atas wilayah "kepala" yang mengadu pikiran, ide, opini dan masa depan dari bangsa yang sedang menuju resesi ekonomi 2020 ini.
Saya setuju dengan komentar teman ini. Artinya, kalau para politikus hanya berputar-putar pada sekitar paha mulus, lalu kapan mereka memikirkan nasib masyarakat miskin, kelompok publik yang termarginalkan, rakyat yang tersisih dan berkutat dengan kebutuhan sehari-hari. Jawabannya memang tidak pernah memikirkan itu sebab mereka tidak bisa keluar dari sekitar wilayah paha mulus itu.
Wajah para politikus negeri ini di dalam paha mulus mencerminkan sikap dan mentalitas yang hanya memikirkan kepentingan diri sendiri, mengumpulkan sebanyak mungkin kesenangan dan kenikmatan, dan bukan demi masa depan bangsa republik ini. Mungkin pikiran mereka betul. Sebab, mereka sangat mungkin tidak terpilih lagi pada periode berikutnya atau sudah akan segera selesai masa tugasnya.Â
Paha mulus sebagai cerminan ketidakmampuan dan juga ketidakmauan para politikus untuk berkorban bagi kepentingan masa depan dan kemajuan Indonsia. Tidak peduli lagi apa yang sedang dikerjakan dan diperjuangkan oleh RI-1 dan RI-2 yang seakan-akan berjuang sendirian saja. Sebab para politikus sedang berada dan membenamkan wajah dan kepalanya di sekitar paha mulus itu.
Paha mulus hanya sebuah isu sesaat saja yang menjadi barang mainan para politikus negeri ini. Karena setelah paha mulus ini tidak laku sudah membosnkan, maka akan ada barang baru yang lebih menarik, sebutkan saja tentang "dada mulus" atau "dada montok", atau "pantat bahenol" dan sebagainya. Kalaupun publik marah, seperti biasa, langsung dihapus dan minta maaf, dan sang politikus merasa tidak bersalah dan seakan masalah dianggap tidak pernah ada.Â