"..., kita harus hidup berdamai dengan Covid-19 untuk beberapa waktu ke depan" -- Joko Widodo, Presiden RI
Itulah inti pesan dari meja orang nomor satu di Indonesia, Jokowidodo, agar masyarakat di seluruh tanah air hendaknya "hidup berdamai dengan virus corona" yang masih terus menyebar dan belum tahu kapan akan berhenti.
Pesan kunci Presiden yang disampaikan melalui video menjadi sangat penting dan menjadi cara agar masyarakat tetap bisa bertahan dengan baik dalam situasi yang semakin sulit, seperti yang diberitakan oleh kompas.com :
Pesan untuk berdamai begitu sederhana, tetapi percayalah, melakukannya tidak semudah mengucapkannya. Mudah mengumbar pesan "berdamai" semudah melupakannya dan tidak pernah menjadi acuan dasar dalam meresponi pergumulan hidup.
Mengapa Presiden memilih kata berdamai? Karena menjadi jawaban mendasar agar masyarakat tidak panik, tidak frustrasi, tidak paranoid dan tentu tidak putus asa.
Berdamai itu kata kunci dari kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dalam situasi yang paling sulit, pelik, berbahaya, kritis bahkan antara hidup dan mati. Terkandung makna mendalam tentang bijak dalam mengolah sitiuasi sedemikian rupa sehingga terhindar atau selamat dari kegentingan yang ada. Kalaupun terjadi sesuatu, maka korban atau kerugian bisa diminimalisir.
Itulah yang diinginkan oleh Jokowi dimiliki dan dikembangkan oleh masyarakat di negeri ini, yaitu berdamai dengan covid-19.
Mudahkah berdamai dengan Covid-19 ini? Nampaknya, tidak semudah dipesankan oleh Presiden. Bahkan berdamai dengan diri sendiri saja tidaklah semudah meneriakannya, apalagi dengan "ancaman virus mematikan corona ini".