Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Perang Melawan Corona, WHO Meluncurkan Kampanye Media Sosial "Be Ready for Covid-19"

6 Maret 2020   21:17 Diperbarui: 7 Maret 2020   07:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.postguam.com

Organisasi kesehatan dunia WHO meluncurkan sebuah gerakan untuk melawan epidemic wabah virus corona di seluruh dunia dengan kampanye media sosial yang di sebut sebagai "Be Ready for COVID-19" sebagai bukti semakin seriusnya virus corona ini dan harus harus dihadapi dengan cepat, bersama saling bergandengan tangan seluruh negara di dunia ini.

Dilansir dari lamannya WHO, peluncuran kampanye media sosial "be Ready for COVID-a9" disampaikan oleh Direktur WHO pada hari Kamis 5 Maret 2020 di kantor pusatnya. Kampanye ini hendak menjelaskan "kekhawatiran dunia" akan terus menyebarnya virus corona ini ke seluruh negara yang ada di dunia. 

Kendati pertumbuhan kasusnya melambat, terutama di daratan China, tetapi negara-negara yang melaporkan sudah terinefeksi virus cirona ini, terus saja bertambah dari hari ke hari.

Sebuah laman yang secara live terus melaporkan perkembangan wabah virus corona ini, woldometer, menginformasikan update data per Jumat 6 Maret 2020 pukul 10.34, virus corona ini sudah menyentuh dan masuk ke 93 negara, dan yang melaporkan ke WHO ada kasus di negaranya. Artinya, sudah mencapai sekitar 48% dari 193 negara yang ada dalam daftar badan dunia PBB. Nampaknya angka ini terus bertambah dari hari ke hari.

Sementara jumlah kasus hingga pagi ini telah menyentuh angka 98.860 kasus, di dalamnya sudah ada 3.390 kasus yang meninggal dunia. Tetapi berita bagusnya, ada 55.807 kasus yang sembuh, dan masih ada sisa sekitar 39.663 kasus yang aktif dan sedang dalam proses penangan.

Kematian yang terajadi dalam 24 jam terakhir sebanyak 33 kasus, dan sebagian besar terjadi di China sebanyak 30 kasus, Amerika Serikat sudah ada 2 kasus dan di Belanda sudah terjadi satu kasus meninggal.

Kampanye Media Sosial : Be Ready for COVID-19

Dalam pidato petinggi WHO secara khusus memberikan apresiasi dan terima kasih kepada semua jurnalis yang telah sangat berperan dalam ikut melawan wabah virus corona ini. 

"Pertarungan melawan desas-desus dan informasi yang salah adalah bagian penting dari pertempuran melawan virus ini. Kami mengandalkan Anda untuk memastikan orang memiliki informasi akurat tentang ancaman yang mereka hadapi, dan bagaimana melindungi diri mereka sendiri dan orang lain", demikian Direktur WHO menegaskan.

Today I want to start by saying thank you to all our colleagues in the media. As providers of information, you play a vital role in the response to COVID-19. The fight against rumours and misinformation is a vital part of the battle against this virus. We rely on you to make sure people have accurate information about the threat they face, and how to protect themselves and others.

Penegasan ini sungguh mewakili situasi konkret yang sedang terjadi dan dihadapi oleh seluruh dunia tentang isu wabah virus korona ini. Betapa tidak, dalam era digital dan maraknya media sosial, maka banjir bahkan lautan informasi itu begitu mudah menenggelamkan dan mengacaukan persepsi dan pikiran publik.

Ketika virus corona ini masih belum begitu jelas asal-usul penyebabnya, dan juga masih belum ditemukan secara pasti obat yang mampu menyembuhkan, maka sangat mudah informasi menjadi bias dimana-mana. 

Para awak media, wartawan dan jurnalis menjadi ujung tombak dalam melawan semua isu yang tidak tentang wabah virus COVID-19 ini.

Dengan kampanye media sosial bertajuk "be ready for COVID-19" atau "bersiaplah melawan COVID-19", petinggi WHO bertarget dan memaksakan setiap orang untuk aman, cerdas, dan terinformasi. Diharapkan menjadi kampanye dan target semua negara di dunia.

WHO merumuskan masalah kuncinya adalah semakin kencangnya ancaman ketakutan, bahkan ketakutan akut yang disarankan oleh masyarakat dunia. Dan untuk itulah maka setiap negara dan orang harus memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat sistem kesiap-siagaan pada risiko terjelek.

Sesungguhnya ketakutan itu sesuatu yang normal yang dapat dikelola dan dimoderasi dengan cara-cara yang jitu dan efektif, seperti kampanye melalui media sosial yang nyaris hampir semua orang saat ini mengakses semua informasi terbaru melalui akun media sosial yang dimiliki. Bahkan bisa saling berinteraksi secara langsung dengan siapa saja dari belahan dunia mana saja.

Pesannya adalah, bila Anda mulai ketakutan maka jangkau setiap orang yang ada disekitar Anda dan cari tahu apa rencana tanggap darurat bencana yang tersedia di lingkungan dan komunitas yang ada serta berusaha menyesuaikan diri dengan cepat sesuai kebutuhan.

Virus corona yang masih misterius ini, sebenarnya masih banyak yang kita tidak tahu, tetapi setiap hari kita bisa belajar lebih banyak, dan dapat bekerja sepanjang waktu untuk mengisi kekosongan dalam pengetahuan tentang virus ini.  

Sebab pada akhirnya, seberapa mematikan virus ini tergantung tidak hanya pada virus itu sendiri, tetapi juga pada bagaimana kita menanggapinya.  Virus ini memang penyakit serius, tidak mematikan bagi kebanyakan orang, tetapi corona bisa membunuh.

Kita semua bertanggung jawab untuk mengurangi risiko infeksi kita sendiri, dan jika kita terinfeksi, untuk mengurangi risiko menulari orang lain. Ada sesuatu yang bisa kita semua lakukan untuk melindungi orang yang rentan di komunitas kita. 

Dan hanya solidaritas yang super kuat mampu menghadang penyebaran virus corona ini. Karena sesungguhnya, virus corona ini bukan untuk keselamatan orang perorangan, atau hanya satu atau dua negara saja tetapi keselamatan nyawa bagi umat manusia di muka bumi ini.

Pendekatan Kolektif, Koordinatif dan Komprehensif

Mencermati penyebaran virus corona ini, dengan kontak antar manusia yang berinteraksi dengan sangat tinggi dan meluas di seluruh dunia, tidak bisa dilihat sebagai satu arah saja, tetapi multi arah dan multi kondisi yang semakin kompleks.

Dan karenanya penanganan penyebaran virus ini tidak bisa dilakukan dengan cara-cara biasa saja, apalagi hanya mengandalkan diri sendiri, atau hanya satu negara saja. Tetapi harus melibatkan semuanya. Karena kontak antar manusia yang sangat mobile kemana-mana menjadi sulit dideteksi dengan cepat dan tepat dari mana sumber penyebaran awal virus ini.

Lihat contoh yang muncul di Indonesia misalnya. Dua orang wanita, seorang perempuan yang memiliki kontak dengan seorang wanita dari Malaysia yang kemudian diketahui positif virus corona, lalu si wanita Indonesia ini kontak dengan Ibunya dan karenanya juga terpapar positif virus corona ini. 

Beberapa hari kemudian, si wanita dari Malaysia juga menularkan ke dua orang lain di negaranya.

Jadi dengan demikian epidemi ini dapat ditekan kembali, tetapi hanya dengan pendekatan kolektif, terkoordinasi dan komprehensif yang melibatkan seluruh mesin pemerintahan. 

Dengan tindakan yang cepat, skala besar dan tekad yang bulat serta konsisten hingga clear semuanya. Dengan cara ini, maka penyebaran virus dapat di perlambat dan dihambat.

Kemampuan suatu pemerintahan dalam mencegah dan menangani penyebaran virus ini tidak sama. Harus diakui bahwa, epidemi ini merupakan ancaman bagi setiap negara, kaya dan miskin. 

Bahkan negara-negara berpenghasilan tinggi atau negara kaya harus mengharapkan kejutan, dan untuk itulah maka solusinya adalah kesiapan agresif. 

Dunia pasti khawatir bahwa beberapa negara tidak menganggap ini cukup serius, atau telah memutuskan tidak ada yang dapat mereka lakukan. 

Pun dunia prihatin bahwa di beberapa negara tingkat komitmen politik dan tindakan yang menunjukkan bahwa komitmen tidak sesuai dengan tingkat ancaman yang  sedang dihadapi.

Direktur WHO mengingatkan bahwa dengan kecepatan yang tinggi menjadi cara untuk berperang dengan virus corona ini. Jadi harus diingat bahwa yang dilakukan oleh setiap negara bukan latihan lagi, juga bukan waktunya untuk menyerah, bukan waktunya untuk alasan. Tetapi, ini adalah waktu untuk mendorong semua perjuangan untuk menghentikan penyebaran virus ini.

Saatnyalah bagi setiap negara di dunia ini untuk segera mengaktifkan rencana darurat yang dimiliki selama ini melalui pendekatan seluruh pemerintah itu. Dan melakukan upaya-upaya agar:

  • Mendidik masyarakat, sehingga orang tahu apa gejalanya dan tahu bagaimana melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
  • Tingkatkan kapasitas pengujian diri sendiri.
  • Siapkan rumah sakit dan seluruh tempat perawatan.
  • Pastikan segala persediaan penting tersedia.
  • Latih petugas kesehatan Anda untuk mengidentifikasi kasus, memberikan perawatan yang cermat dan penuh kasih, dan melindungi diri dari infeksi.

Jika negara bertindak agresif untuk menemukan, mengisolasi dan menangani kasus, dan melacak setiap kontak, mereka dapat mengubah lintasan epidemi ini dan pada akhirnya peperangan terhadap penyebaran virus corona dapat dihentikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun